Sumber: Kompas.com, | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) DKI Jakarta tidak akan memberikan izin kepada Ahmad Jalaluddin Rumi atau El, untuk bertanding maupun sparring partner bersama pengacara, Farhat Abbas. Ketua Pertina DKI Sunardi Sinaga mengatakan, kalau rencana pertandingan tinju itu tidak dibenarkan sebab mereka bukan atlet dan perbedaan usia dengan berat badannya jauh berbeda.
"Prinsipnya sebagai Ketua Pertina DKI, saya sudah menyampaikan kalau turnamen tinju atau sparring partner itu ada aturannya. Kami tidak memberikan rekomendasi mereka bertanding dan adu jotos di atas ring," kata Sunardi, di Balaikota Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Sunardi menjelaskan, banyak alasan yang membuatnya tak mengizinkan sasana milik DKI dipergunakan untuk pertandingan El bersama Farhat Abbas. Apabila mau bertanding, berat badan, usia harus seimbang.
Kedua belah pihak yang bertanding itu juga harus memiliki keahlian bertinju. Jika dikategorikan ke dalam pertandingan tinju, usia El yang baru menginjak 14 tahun itu termasuk ke dalam kategori petinju amatir junior. Sementara usia lawannya, Farhat, 35 tahun, termasuk ke dalam kategori profesional.
Sunardi menjelaskan, untuk kategori amatir, terdiri dari usia junior (maksimal sampai 17 tahun) dan usia senior (17-35 tahun). Sementara kategori petinju profesional, tidak memiliki persyaratan umur, asal memang telah memiliki keahlian bertinju.
Dengan latar belakang perbedaan usia yang cukup jauh itu yang menjadi penyebab Pertina DKI tak memberikan izin El dan Farhat sparring partners. Sunardi menjelaskan, kategori junior harus mendapat lawan yang seimbang pula dari kategori junior, begitu pula sebaliknya.
"Kalau kayak begini sama saja ngajarin anak kecil melawan orang tua. Makanya saya sangat tidak setuju untuk sparring. Saya sarankan berdamai, bukan seperti ini menyelesaikan permasalahan," kata Sunardi.
Sunardi berencana akan membalas surat yang telah diajukan oleh El melalui pos. Di dalam surat balasan itu, Sunardi menegaskan tidak berkenan dan memberikan izin delapan sasana yang dimiliki DKI untuk digunakan pertandingan tinju.
Di samping itu, ia juga akan memberikan keterangan terkait regulasi olahraga tinju. Sebab, tinju bukan merupakan olahraga asal-asalan yang hanya mengutamakan adu jotos. Apabila sampai Pertina DKI menjembatani permasalahan itu, maka Pertina DKI lah yang akan mendapat hukumannya.
"Saya selaku Ketua Pertina DKI, tolong kalau ada masalah cari solusinya bukan justru menambah masalah," ujar Sunardi. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News