Sumber: TribunNews.com | Editor: Herlina Kartika Dewi
Daryono pun meminta awam tak perlu cemas dan takut setelah mengetahui wilayah Indonesia dekat dengan zona megathrust.
Menurutnya, semua informasi potensi gempa dan tsunami harus direspons dengan langkah nyata, yaitu memperkuat mitigasi.
"Dengan mewujudkan semua langkah mitigasi maka kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa," tutur Daryono.
Peristiwa gempa bumi dan tsunami, lanjut Daryono, merupakan sebuah keniscayaan di wilayah Indonesia.
"Yang penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakatnya," kata dia mengakhiri tulisannya.
Sebelumnya, dikutip dari Tribun Jogja, lautan yang berada di pantai selatan di DIY memiliki potensi bencana gempa bermagnitudo 8,8 dan tsunami hingga ketinggian 20 meter.
Wilayah ancaman berupa bencana gempa bumi yang berpotensi tsunami di DIY terletak di pesisir selatan yang berbatasan dengan Samudera Hindia.
Hal ini diungkapkan oleh pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko dalam sesi jumpa media di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Rabu (17/7).
Dijelaskan, Samudera Indonesia/Hindia di selatan Pulau Jawa merupakan pertemuan lempeng Eurasia dan Indoaustralia yang merupakan potensi sumber terjadinya gempa bumi tektonik.
Letak pertemuan lempeng di tengah laut menyebabkan wilayah pesisir menjadi rentan terhadap bahaya tsunami yang diakibatkan oleh pergeseran lempeng tersebut.