kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pandemi, Pemerintah janji memperkuat kewirausahaan pemuda Indonesia


Jumat, 21 Mei 2021 / 17:05 WIB
Ada pandemi, Pemerintah janji memperkuat kewirausahaan pemuda Indonesia
ILUSTRASI. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Konferensi Pers Perkembangan Ekonomi Indonesia: Optimisme dengan Kerja Cerdas, Lekas, dan Tuntas pada Selasa (9/2).


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kewirausahaan pemuda menjadi salah satu andalan bagi pemerintah Indonesia saat keluar dari jeratan pandemi. Namun untuk bisa membentuk dan memperkuat kewirausahaan muda ini tidaklah mudah.

Diperlukan dukungan pemerintah untuk bisa meningkatkan keterlibatan kaum muda. Apalagi dari hasil laporan UNDP Indonesia bersama Citi Foundation dan Islamic Development Bank tentang Youth Entrepreneurship Ecosystem pada tahun 2021 ini memang menunjukkan tren positif di kalangan wirausaha muda. Namun, ketimpangan dalam akses ke pelatihan dan pengetahuan telah menghambat pertumbuhan ekosistem kewirausahaan pemuda. 
 
Nah, pemerintah pun menegaskan keterpihakannya untuk memberikan dukungan bagi wirausahawan muda. “Saat kami mulai mempercepat pembangunan negara - dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), penting bagi kami untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang memadai bagi wirausahawan muda untuk mengembangkan gagasan mereka menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Bekerja sama, kita bisa meningkatkan kemampuan mereka yang akan membantu memajukan negara, ” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Dialog Nasional Ketiga tentang Kewirausahaan Muda hari ini bertajuk “Keberlanjutan Ekosistem Pengusaha Muda selama COVID-19.   

Dalam acara itu, lebih dari 200 delegasi Indonesia, termasuk dua menteri dan pejabat pemerintah berjanji untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan muda di tengah pandemi Covid-19. Diskusi dibagi menjadi lima pilar, masing-masing menyoroti tantangan kritis. Ini termasuk Talent, yang melihat ketidaksetaraan dalam pengembangan bakat; Culture, yang bertujuan untuk menghubungkan nilai-nilai budaya dengan pemuda wirausaha di pedesaan; Kepadatan, yang menonjolkan ketimpangan ruang fisik dan akses internet; Capital, yang membahas tentang gap antara capital inflow dan young entrepreneur, serta implementasi Regulatory untuk peningkatan kualitas produksi oleh pengusaha muda.

Setelah acara tersebut, peserta akan dilibatkan dalam dua hari diskusi mendalam dengan 30 pembicara dari berbagai industri seperti media, LSM dan startup diantaranya Patamar Digital, StartupIndonesia.co, Kemenkop UKM, Asumsi, YCAB, Gojek, Plan International dan lainnya. Rekomendasi untuk pengembangan dan implementasi kebijakan juga dibahas.

Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura mengatakan pemuda memegang kunci untuk transisi Indonesia menuju ekonomi hijau. “Keberhasilan pemulihan Indonesia pasca COVID-19 bertumpu pada dua bahan utama: lanskap negara tentang ekonomi hijau dan kesiapan populasi mudanya. Karena kita diingatkan oleh pandemi untuk mengubah ekonomi kita ke jalur hijau tanpa limbah, populasi pemuda dapat mendorong perubahan sosial dengan kewirausahaan hijau ” kata Norimasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×