kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada orang tua setuju dengan sekolah tatap muka, tetapi ada syaratnya


Rabu, 16 Juni 2021 / 09:30 WIB
Ada orang tua setuju dengan sekolah tatap muka, tetapi ada syaratnya


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi menyampaikan sekolah akan kembali dilakukan tatap muka berbatas. Sistemnya adalah satu kelas hanya diisi 25%, maksimal pembelajaran dua jam dan satu minggu hanya dua kali.

Dengan kebijakan tersebut, Hendri Widiantoro, analis Erdhika Elit Sekuritas setuju dengan syarat hanya untuk siswa SMA. Karena menurut dia siswa SMA akan lebih baik tingkat pemahamannya dan kesadarannya terhadap Covid-19 sehingga dapat lebih optimal pelaksanaannya.

“Anak SMP ke bawah, saya rasa tingkat kesadarannya masih rendah, cenderung kurang paham, dan susah diatur, sehingga dalam pelaksanaan prokes dalam proses belajar tatap muka akan kurang optimal,” kata Hendri kepada Kontan.co.id, Selasa (15/6).

Achmad Yaki, analis BCA Sekuritas menilai bahwa selama protokol kesehatan berjalan dengan baik di sekolah, maka dia setuju. Yaki juga beranggapan bahwa anak harus dibekali dengan masker, face shield, dan hand sanitizer ketika hendak pergi ke sekolah. Selain itu juga makan dan minuman dibawa dari rumah.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Selasa (15/6): Tambah 8.161 kasus, selalu pakai masker

Senada, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mendukung kebijakan ini. Dia menilai bahwa anak-anak lebih banyak bermain ketika sekolah daring. “Yang capek ini adalah orang tua, keluarga di rumah,” kata Ibrahim.

Dia juga menilai bahwa anak-anak perlu doktrin dari gurunya yang selama masa pandemi sudah berubah. Selain itu, dia melihat bahwa fenomena anak perlu bimbingan dari orang tuanya selama belajar daring, apabila orang tuanya bekerja maka anak tidak ada pembimbingnya.

Walaupun begitu, Ibrahim menilai sekolah tatap muka perlu dijalankan dengan memperhatikan protokol kesehatan, dan hal ini sudah dijalankan di sekolah anaknya, seperti jaga jarak, dan pakai masker.

Sementara itu, Alwi Assegaf, analis Global Kapital Investama tidak setuju dengan kebijakan pelaksanaan sekolah tatap muka untuk saat ini. Dia menilai kondisi belum kondusif terutama bagi anak-anak. “Saat ini penyebarannya masih tinggi, dikhawatirkan ada kluster baru, yaitu kluster sekolah,” pungkas Alwi.

Baca Juga: Perhatian! Di Jakarta sudah ditemukan tiga varian baru Alfa, Beta, dan Delta

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Selasa (15/6) ada tambahan 8.161 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.927.708 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 6.407 orang sehingga menjadi sebanyak 1.757.641 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 164 orang menjadi sebanyak 53.280 orang.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Menyebar cepat, virus corona varian Delta sudah terdeteksi di 74 negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×