kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

Ada Kenaikan Impor Jelang Nataru, Surplus Neraca Dagang Diperkirakan Menyempit


Rabu, 01 Oktober 2025 / 18:59 WIB
Ada Kenaikan Impor Jelang Nataru, Surplus Neraca Dagang Diperkirakan Menyempit
ILUSTRASI. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, surplus neraca perdagangan Indonesia masih akan bertahan hingga akhir 2025. Namun diperkirakan akan menyempit secara bertahap.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, surplus neraca perdagangan Indonesia masih akan bertahan hingga akhir 2025. Namun diperkirakan akan menyempit secara bertahap.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2025 mencapai US$ 5,49 miliar. Surplus ini naik bila dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 4,17 miliar.

Josua menyebut, penyempitan surplus neraca perdagangan ini sejalan dengan peningkatan impor musiman pada kuartal IV 2025 mendatang, terutama barang konsumsi dan bahan baku, seiring restocking ritel dan industri makanan-minuman.

Baca Juga: Indonesia Masih Catat Surplus Dagang dengan AS dan Defisit Perdagangan dengan China

Menurutnya kinerja perdagangan Agustus 2025 yang mencatat surplus sesuai ekspektasi memberi sinyal kuat berlanjutnya tren surplus hingga akhir tahun.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan masih solid meski menyempit, didorong ekspor komoditas pertanian dan manufaktur, terutama minyak sawit, besi-baja, serta mesin/perangkat elektrik, akan terus memberi bantalan.

“Ke depan, saya memperkirakan surplus masih bertahan tinggi hingga akhir tahun, tetapi cenderung menyempit bertahap,” tutur Josua kepada Kontan, Rabu (1/10/2025).

Untuk arah ekspor beberapa bulan kedepan, Josua menilai, basis permintaan mitra utama tetap positif namun tidak sekuat semester I 2025. Amerika Serikat (AS) dan China masih ekspansif di manufaktur, tetapi dampak front-loading jelang perubahan kebijakan tarif di paruh pertama tahun ini cenderung normalisasi pada paruh kedua.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Naik Jadi US$ 5,49 Miliar di Agustus 2025

Sementara itu, kenaikan ekspor semester I 2025 banyak ditopang pembelian yang dimajukan waktunya, sehingga laju ekspor di semester II menjadi wajar karena sedikit lebih tenang meski tetap ditopang CPO dan logam dasar.

“Hal ini akan membuat kontribusi net-ekspor mengecil tipis dibanding pertengahan tahun. Impor Agustus turun 6,56% tahunan, terutama nonmigas turun 7,98% karena bahan baku melemah. Namun impor barang modal masih tumbuh, menandakan proyek investasi berjalan,” ungkapnya.

Ke depan, Josua menambahkan, pola musiman Nataru hampir pasti mengerek impor barang konsumsi makanan-minuman olahan, elektronik rumah tangga, fesyen dan sebagian bahan baku pengemas, sementara impor migas dapat naik jika mobilitas liburan meningkat meski harga minyak relatif terkendali.

“Dengan demikian, impor berpotensi menguat bertahap kuartal IV sehingga selisih surplus menyempit, walau masih positif,” tandasnya.

Selanjutnya: IHSG dalam Tren Bullish, Investor Harus Bagaimana?

Menarik Dibaca: 7 Zodiak yang Paling Kompetitif, Capricorn Salah Satunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×