Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo memerintahkan pelacakan agresif untuk pasien tubercolosis atau TBC. Saat ini sebanyak 845.000 penduduk Indonesia didiagnosis mengidap TBC. Sementara baru 562.000 yang ternotifikasi oleh pemerintah.
"Sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33%, ini hati-hati," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Selasa (21/7).
Sementara itu Indonesia masuk dalam urutan ketiga sebagai negara dengan pasien TBC terbanyak di dunia. Jokowi menegaskan target pengurangan TBC hingga tahun 2030.
Baca Juga: Waspada Munculnya Penyakit-penyakit Zoonosis Jenis Baru
Saat ini kasus kematian akibat TBC di Indonesia masih tinggi. Tahun 2018 lalu sebanyak 98.000 orang meninggal karena TBC.
"Juga perlu kita ketahui 75% pasien TBC adalah kelompok produktif artinya di usia-usi produktif 15 tahun sampai 55 tahun," terang Jokowi.
Layanan diagnostik dan pengobatan TBC harus terus berlangsung saat ini. Ketersediaan obat juga menjadi perhatian sehingga pasien dapat disembuhkan.
Cara ketiga untuk penanganan TBC adalah dengan melakukan upaya pencegahan. Kerja sama antar kementerian diperlukan untuk mencegah penularan terutama di lingkungan padat penduduk yang memiliki sirkulasi udara dan cahaya yang minim.
"Kepadatan lingkungan ini betul-betul sangat berpengaruh terhadap penularan antar individu sehingga ini bukan hanya di kementerian kesehatan, bukan hanya kementrian sosial tapi juga kementerian pupr juga harus dilibatkan di dalam pengurangan TBC ini," jelas Jokowi.
Baca Juga: Setengah tahun pandemi corona, berikut fakta-fakta dan poin penting virus tersebut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News