kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.016   -35,56   -0,44%
  • KOMPAS100 1.114   -9,55   -0,85%
  • LQ45 801   -8,82   -1,09%
  • ISSI 278   -0,87   -0,31%
  • IDX30 420   -2,28   -0,54%
  • IDXHIDIV20 482   -3,60   -0,74%
  • IDX80 122   -1,12   -0,91%
  • IDXV30 131   -0,70   -0,53%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

335 Anak Keracunan MBG Terjadi di Bangai, BGN Minta Maaf


Senin, 22 September 2025 / 14:04 WIB
335 Anak Keracunan MBG Terjadi di Bangai, BGN Minta Maaf
ILUSTRASI. Keluarga penerima manfaat memperlihatkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Posyandu Kenanga, Desa Utama, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (1/9/2025). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/nym. Kasus keracunan program makan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi. Kali ini, kasus keracunan terjadi pada 335 siswa di Bangai Kepulauan.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus keracunan program makan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi. Kali ini, kasus keracunan terjadi pada 335 siswa di Bangai Kepulauan. 

Merespon hal ini, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas terjadinya insiden keamanan pangan yang diduga akibat konsumsi MBG di Banggai Kepulauan. 

Sebagai bentuk tanggung jawab, BGN telah mengirimkan tim langsung ke lokasi terdampak sejak Jumat (19/09) untuk memastikan penanganan maksimal. BGN juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh dokter, tenaga kesehatan, pemerintah daerah, serta pihak TNI/Polri yang telah memberikan dukungan penuh dalam penanganan pasien.

Baca Juga: Media Asing Bahas Keracunan Massal MBG, Ini Isu yang Disorot

“Kami sangat prihatin atas kejadian ini dan turut berempati kepada seluruh pasien serta keluarga yang terdampak. BGN bersama seluruh pihak terkait terus bekerja keras memastikan penanganan kesehatan terbaik serta melakukan langkah investigasi menyeluruh atas insiden ini,” ujar Khairul dalam keterangan resminya, Minggu (21/90. 

Hingga Sabtu (20/09), tercatat sebanyak 335 pasien telah dirawat sejak kasus pertama masuk pada Rabu, 17 September. 

Direktur RSUD Trikora, Feldy Deki, menyebutkan bahwa dari jumlah tersebut 301 pasien sudah pulih dan dipulangkan, sementara 34 pasien masih dirawat karena gejala seperti sesak napas serta kram pada otot dada, tangan, dan kaki.

"Mengenai kondisi tersebut, pihak rumah sakit telah memberikan penanganan maksimal dengan memberikan obat serta penanganan medis lainnya sesuai dengan gejala yang dialami masing-masing korban," kata Feldy.

Untuk memperkuat layanan, RSUD Trikora telah mendapatkan tambahan tenaga medis dari RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 

Kemudian, Pada Sabtu kemarin, tiba empat dokter spesialis anak dan anestesi, serta tiga perawat yang langsung diterjunkan ke Salakan.

"Dukungan ini tentunya sangat penting dan bernilai tinggi bagi kami, keluarga pasien dan pasien itu sendiri, terutama dalam meningkatkan sisi psikologis. Kami mengapresiasi langkah cepat seluruh pihak yang turut fokus dalam menangani insiden ini," ungkapnya

RSUD Trikora bersama tim medis gabungan akan terus melakukan pemantauan intensif terhadap pasien yang masih dirawat. Evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak juga terus dilakukan untuk memastikan penanganan maksimal.

"Kami berusaha memberikan penanganan maksimal kepada seluruh pasien yang masih dalam perawatan. Kami juga akan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk memberikan update kondisi pasien serta penanganan lebih lanjut jika diperlukan," ucap Feldy.

Sementara itu, perwakilan tim medis Kementerian Kesehatan dari RSUP dr. Wahidin, Rusmin, memastikan bahwa kondisi pasien yang masih dirawat dalam keadaan stabil.

"Alhamdulillah keadaannya stabil, tidak mengancam jiwa. Alhamdulillah artinya anak-anak ini dalam proses recovery," ungkap Rusmin.

Rusmin menambahkan, dari hasil pemeriksaan feses dan anamnesis juga tidak menunjukkan tanda kerusakan saraf atau gejala serius yang sempat dikhawatirkan publik.

“Karena dari hasil pemeriksaan feses dan anamnesis tidak ada pemeriksaan yang mengarah ke kerusakan syaraf yang dicurigai mengakibatkan kejang. Dan itu bukan tanda-tanda yang kita khawatirkan seperti khalayak ramai asumsikan,” jelasnya.

BGN menegaskan bahwa pihaknya fokus pada gerak cepat penanganan pasien, dengan koordinasi intensif bersama Kementerian Kesehatan, Badan Komunikasi Pemerintah, TNI, TNI AU, kepolisian, dan pemda.

Secara paralel, BGN juga sedang melakukan investigasi bersama pihak kepolisian terhadap operasionalisasi SPPG terkait insiden keamanan pangan di Banggai Kepulauan. Hasil audit dan investigasi akan segera disampaikan secara terbuka kepada publik.

Baca Juga: Menkeu Singgung Soal Rendahnya Serapan Anggaran MBG, Kepala BGN Buka Suara

Selanjutnya: Bidik Pasar UMKM, Aviana Sinar Abadi (IRSX) Perkuat Bisnis Social Commerce

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Tertinggi Baru, Bertengger di atas US$ 3.700

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×