Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Akhir tahun 2014 hanya tinggal dalam hitungan hari. Namun sejumlah proyek infrastruktur Pemprov DKI Jakarta gagal terealisasi.
Setidaknya terdapat tiga proyek besar yang pembangunannya ditargetkan mulai tahun ini, yaitu flyover perlintasan kereta, revitalisasi, dan Monorel Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Agus Priyono menuturkan, groundbreaking pembangunan flyover perlintasan kereta api di Permata Hijau tidak dapat dimulai tahun ini. Penyebabnya, proses tender yang belum selesai. "Proses tendernya belum selesai. Saya tidak tahu kenapa begitu lama karena proses tender proyek adalah wewenang ULP (Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa)," ujarnya, akhir pekan lalu.
Padahal proyek flyover ini telah direncanakan oleh Pemprov DKI Jakarta sejak 2013 dan proses tender sudah dimulai tahun ini. Total anggaran yang diperlukan Rp 155 miliar. Pembiayaannya akan menggunakan skema tahun jamak atau multiyears.
Provek flyover tersebut diyakini dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi di perlintasan kereta api Permata Hijau. Untuk itu, Agus berharap akhir tahun ini atau awal tahun depan pemenang tender proyek sudah bisa ditentukan.
Senasib dengan proyek flyover Permata Hijau, proses revitalisasi terminal Kalideres dan Kampung Rambutan juga gagal dimulai tahun ini. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muhammad Akbar mengungkapkan, dishub belum memasukkan proyek revitalisasi ini ke ULP. "Mungkin baru bisa tahun depan. Bulan Januari semoga sudah bisa diajukan ke ULP untuk di lelang," kata Akbar.
Di tahun 2014 ini, Dishub berencana melakukan revitalisasi enam terminal di Jakarta. Sudah ada empat terminal yang sedang diperbaiki, yaitu Terminal Rawamangun, Terminal Klender, Terminal Pinang Ranti, Terminal Muara Angke. Revitalisasi dua terminal lainnya, Kampung Rambutan dan Kalideres, belum dapat dimulai.
Akbar menjelaskan kebutuhan dana untuk revitalisasi kedua terminal tersebut mencapai Rp 1,12 triliun. Rinciannya, Rp 871 miliar untuk Kampung Rambutan dan Rp 248 miliar untuk Terminal Kalideres. Revitalisasi keduanya akan menggunakan anggaran tahun jamak.
Proyek infrastruktur ibukota yang gagal direalisasikan lainnya adalah pembangunan proyek monorel. Sejak peletakan batu pertama pada Oktober tahun lalu, hingga kini kelanjutan proyek tersebut tidak jelas. Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang industri, perdagangan, dan transportasi mengungkapkan jika pembangunan proyek Monorel Jakarta akan dihentikan oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Hasil dari kajian kami menyatakan jika proyek monorel yang dibangun oleh PT Jakarta Monorail tidak visible. Kemungkinan besar proyek itu tidak akan dilanjutkan," ujarnya.
Kemampuan finansial PT. JM memang menjadi kekhawatiran Pemprov DKI Jakarta khususnya Basuki Tjahja Purnama. Gubernur DKI Jakarta ini pernah meragukan dukungan dana PT. JM dalam meneruskan pembangunan proyek monorel Jakarta. Permasalahan ini sempat menjadi pemicu perselisihan antara Pemrov DKI dengan PT. JM.
Pria yang akrab dipanggil Ahok ini berencana untuk mengganti pembangunan monorel dengan Light Rapid Transit yang dianggapnya lebih luas dan dibangun menyambung antar gedung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News