kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

25 BUMN merugi, Bulog terbesar


Sabtu, 29 April 2017 / 14:05 WIB
25 BUMN merugi, Bulog terbesar


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Sanny Cicilia

BOGOR. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan ada 25 perusahaan pelat merah yang merugi pada kuartal I-2017. Kerugian tersebut nilainya sekitar Rp 3,4 triliun.

Sekretaris Kementerian BUMN, Imam A. Putro mengatakan, salah satu perusahaan yang merugi paling besar adalah Perum Bulog sebesar Rp 903 miliar. Menurutnya kerugian tersebut lantaran belum mendistribusikan beras pra sejahtera atau Rasta.

Selain Bulog, perusahaan BUMN lain yang merugi beberapa diantaranya adalah PT Kertas Leces, PT Industri Sandang (Insan) yang bergerak di industri garmen, PT Pertani, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Sayangnya Imam tidak mau membeberkan seluruh BUMN yang merugi tersebut.

Yang jelas kata dia, kerugian yang dialami pada kuartal I merupakan siklus tahunan. Sebab bisnis BUMN belum berjalan maksimal. Dan biasanya di kuartal II dan III, BUMN-BUMN tersebut akan kembali membukukan untung. "Akhir tahun lalu saja Bulog untung kok," kata Imam, Jumat (28/4).

Pada kuartal I-2016, kerugian secara keseluruhan nilainya lebih besar yakni mencapai Rp 5,6 triliun dari 27 BUMN.

Kementerian BUMN menargetkajn, hingga akhir tahun ini jumlah perusahaan yang merugi maksimal 5 perusahaan dengan taksiran kerugian tidak lebih dari Rp 490 miliar.

"Tapi akan kami usahakan satubsaja yang rugi, yakni PT Merpati Nusantara karena memang sudah tidak ada aktivitas usaha," katanya.

Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan, untuk menekan jumlah perusahaan yang merugi, pihaknya akan memaksimalkan sinergi antar perusahaan BUMN.

Misalkan saja PT Prisma yang bergerak di tekstil. Ia akan meminta perusahaan BUMN lain membeli kebutuhan produk tekstil dari PT Prisma. Seperti BRI yang memesan kebutuhan seragamnya dari PT Prisma. "Jadi inti dari sinergi, jangan lihat keluar dulu, lihat keluarga dulu. Dia punya produknya atau tidak, dan bisa kompetitif atau tidak," katanya.

Hingga kuartal I 2017, secara keseluruhan, BUMN membukukan laba hingga Rp 43 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu sekitar Rp 41 triliun. Keuntungan tersebut ditopajg oleh perusahaan BUMN yang bergerak di sektor Jasa keuangan, transportasi, pergudangan, dan pertambangan.

Adapun diakhir tahun ini, Kementerian BUMN menargetkan laba dari seluruh BUMN yang sebanyak 118 BUMN bisa mencapai Rp 197 triliun naik dari laba tahun 2016 yang sebesar Rp 164 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×