Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah memastikan tidak melakukan diversifikasi instrumen pembiayaan utang melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi valas pada tahun depan. Dengan demikian, tahun depan pemerintah kembali menerbitkan SBN melalui tiga mata uang asing sebagaimana tahun sebelumnya.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, pemerintah menginginkan agar investor tetap nyaman. Menurutnya, investor lebih senang jika pemerintah menerbitkan SBN valas secara konsisten, agar mereka bisa memperkirakan besaran dana yang akan diinvestasikan.
"Investor nampaknya sudah senang kalau kami hadir reguler. Jadi tidak oportunistik, kalau butuh baru datang," kata Loto, Kamis (25/8).
Lebih lanjut menurut Loto, penerbitan SBN valas juga menyesuaikan dengan kewajiban utang pemerintah. Selama ini, kewajiban utang pemerintah dari mata uang asing, berasal dari tiga mata uang, yaitu dollar Amerika Serikat, euro, dan yen.
Dengan demikian, pada tahun depan pemerintah kembali menerbitkan empat jenis SBN valas, yaitu Global Bond, Sukuk Global, Euro Bond, dan Samurai Bond, sebagimana penerbitan tahun ini.
Dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2017, pemerintah menargetkan penerbitan SBN neto sebesar Rp 404,31 triliun. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan mengatakan, outstanding SBN hingga Agustus 2016 sekitar Rp 200 triliun. Dengan demikian, target penerbitan SBN bruto tahun depan sekitar Rp 604 triliun.
Sayangnya, Loto masih enggan menyebutkan porsi SBN valas yang akan diterbitkan tahun depan. "Masih tergantung exercise," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News