kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

2010, Pemerintah Siapkan Bantalan Fiskal Rp 5,6 T


Rabu, 12 Agustus 2009 / 10:17 WIB


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Tak selamanya target asumsi makroekonomi yang dipatok pemerintah dalam APBN selalu tepat. Itu sebabnya, pemerintah menyiapkan cadangan risiko fiskal sebesar Rp 5,6 triliun untuk berjaga-jaga kalau-kalau ada asumsi makro di Rancangan APBN (RAPBN) 2010 yang meleset dari target.

Soalnya, asumsi yang tidak sesuai dari target berpotensi besar menambah defisit anggaran yang tahun depan diperkirakan sebesar Rp 98 triliun atau 1,6% dari produk domestik bruto (PDB). "Anggaran Rp 5,6 triliun itu untuk semua pos," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu, Selasa (11/8).

Nah, yang paling berisiko adalah harga minyak mentah lantaran sering naik turun alias fluktuatif. "Kalau harga minyak naik, penerimaan juga naik, belanja juga naik. Sekarang kan sudah hampir netral, jadi sebenarnya risiko dari harga minyak tidak terlalu besar," ujar Anggito.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, cadangan risiko fiskal masuk dalam struktur defisit. "Pemerintah akan selalu siap siaga, termasuk dalam perencanaan dan menambah sumber-sumber pembiayaan," kata dia.

Sejatinya, bantalan yang disiapkan pemerintah itu tidak cukup. Soalnya, kalau semua asumsi makro di RAPBN 2010 meleset, defisit bakal bertambah Rp 9,11 triliun sampai Rp 10,32 triliun. Contoh, jika pertumbuhan ekonomi ternyata cuma 4%, defisit akan membengkak Rp 4,1 triliun hingga Rp 4,5 triliun. Bila harga minyak mentah lebih tinggi US$ 1 dari target, defisit bakal membesar sampai Rp 0,1 triliun.

Karena itu, Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan (XI) DPR Hafiz Zawawi meminta pemerintah menganggarkan dana cadangan risiko fiskal di kisaran Rp 10 triliun hingga Rp 20 triliun. "Ini bantalan yang aman, walau sebenarnya juga tidak aman-aman banget kalau ada asumsi yang meleset," ujar dia.

Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis menambahkan, angka pasti bantalan yang mesti disiapkan pemerintah dalam menghadapi risiko fiskal masih akan menunggu pembahasan RAPBN 2010. " Kita lihat berapa nanti kesepakatan asumsi harga minyak, pertumbuhan ekonomi, dan asumsi makro lainnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×