kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

1.090 Pasien Meninggal di Masa Omicron, Kebanyakan Tanpa Komorbid dan Ada Anak-Anak


Selasa, 15 Februari 2022 / 23:05 WIB
1.090 Pasien Meninggal di Masa Omicron, Kebanyakan Tanpa Komorbid dan Ada Anak-Anak


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Minggu (13/2), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sudah ada 1.090 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia. 

Dari 1.090 pasien yang meninggal, sebanyak 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap. Vaksinasi dua dosis menjadi salah satu upaya mencegah pasien mengalami gejala berat hingga kematian.

Hanya, dari 1.090 pasien yang meninggal, 52% tanpa komorbid. Untuk pasien komorbid yang meninggal, kebanyakan menderita diabetes melitus. Sebanyak 15% memiliki penyakit penyerta lebih dari satu.

Kemudian, dari 1.090 pasien yang meninggal, 51% adalah non-lansia. Yang menyedihkan, 37 pasien Covid-19 yang meninggal atau 3% di antaranya adalah anak-anak usia 0-5.

Baca Juga: Indonesia Catat 57.049 Kasus Covid-19, Rekor Tertinggi Baru Kasus Harian

"Kembali kami mengimbau masyarakat, termasuk anak-anak dan kelompok lanjut usia, untuk segera melengkapi vaksinasi karena vaksinasi telah terbukti mampu melindungi dari risiko gejala berat hingga kematian akibat terpapar Covid-19," kata Siti Nadia Tarmizi, juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dalam keterangan tertulis, Selasa (15/2).

"Tidak ada lagi alasan untuk tidak mau divaksinasi melihat data-data yang ada,” tegasnya.

Hanya, Nadia mengungkapkan, dibanding angka kematian di masa dominasi varian Delta pada 2021 lalu, jumlah pasien yang meninggal di periode Omicorn masih sangat jauh. 

Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 Per 15 Februari: Penambahan Vaksinasi 1,3 Juta Dosis

Misalnya, pada Senin (14/2), jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 sebanyak 145 orang, jauh dibandingkan dengan puncak varian Delta yang menyentuh angka 1.800 orang.

“Untuk menekan korban akibat terinfeksi COVID-19, penguatan pelayanan kesehatan terus dilakukan, selain upaya pencegahan melalui percepatan laju vaksinasi, testing, dan tracing," ujar dia.

Dari sisi kapasitas rumahsakit, per Senin (14/2), pasien yang dirawat ada di 32% dari total ketersediaan tempat tidur dan isolasi. 

"Artinya, rumahsakit kita masih memiliki kapasitas yang sangat baik untuk menampung pasien Covid-19. Angka ini baru sementara dan kapasitas ini masih dapat terus ditingkatkan jika memang diperlukan,” sebut Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×