kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.609.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.175   0,00   0,00%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

100 Hari Pemerintahan Prabowo, Indeks Persepsi Korupsi Masih Tinggi


Minggu, 26 Januari 2025 / 23:04 WIB
100 Hari Pemerintahan Prabowo, Indeks Persepsi Korupsi Masih Tinggi
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan gedung Merah Putih KPK, Jakarta. Saat ini indeks persepsi korupsi di Indonesia masih berada di level 115 dari 180 negara.Jauh dari negara yang bersih. . ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren indeks persepsi korupsi Indonesia disebut masih tak kunjung membaik pada momentum 100 hari Presiden Prabowo Subianto menjabat.

Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Fahmi Wibawa menjelaskan bahwa saat ini indeks persepsi korupsi RI masih berada di level 115 dari 180 negara.

"Dapat kita sampaikan indeks korupsi kita masih di level 115 dari total sekitar 180-an negara. Kita masih sangat jauh dari negara yang bersih," jelasnya dalam Diskusi Publik Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo Bidang Politik dan Pemberantasan Korupsi, Kamis (23/1).

Fahmi menegaskan, tak kunjung membaiknya persepsi korupsi RI itu dorong oleh besarnya warisan kasus korupsi yg ditinggalkan oleh Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Kenapa Korupsi Sulit Diberantas, Ini Penyebabnya

Beberapa contoh kasus korupsi yang tak dapat terselesaikan di 100 hari pertama Prabowo menjabat yakni kasus Jiwasraya, kasus Asabri, hingga kasus PT Timah.

"Berapa pihak yang lakukan korupsi di PT Timah, ternyata dihukum sangat pendek [kurungan penjaranya] jauh dari tuntutan jaksa apalagi dari tuntutan masyarakat.

Di samping itu, Fahmi juga menyoroti bahwa lambatnya kinerja pemberantasan korupsi pada 100 hari pertama Prabowo dikarenakan besarnya  praktik koruptif era Presiden Jokowi.

Namun demikian, Fahmi memproyeksi perbaikan penyelesaian kasus korupsi itu bakal menemukan titik terang seiring dengan semangat Presiden Prabowo yang hendak mengurangi dan mempersempit praktik korupsi.

"Prabowo punya modalitas bekal supaya korupsi bisa dikurangi, di antaranya bahwa Prabowo ini sudah menganggap korupsi menjadi penyakit kanker stadium 4 yang sangat merusak damaging bagi negara kita. Sehingga, apapun dilakukan untuk mengatasi penyakit ini," pungkasnya.

 

Selanjutnya: Robert Kiyosaki Bilang, Ada 2 Hukum yang Beri Kekuatan pada Emas dan Bitcoin

Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Bilang, Ada 2 Hukum yang Beri Kekuatan pada Emas dan Bitcoin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×