kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya Kementan mengenjot produktivitas padi di lahan Food Estate


Kamis, 18 Maret 2021 / 21:47 WIB
Upaya Kementan mengenjot produktivitas padi di lahan Food Estate
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan baru dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (8/10/2020). BIRO PERS/KRIS


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy, mengatakan bahwa food estate mendukung ketahanan pangan nasional. Adapun Kementan mendorong intensifikasi lahan pada lokasi food estate dengan meningkatkan kemampuan lahan pertanian di lahan rawa melalui pemberian sarana produksi pertanian.

“Lahan rawa itu luasnya 34 juta hektare. Berdasarkan hasil penelitian sekitar 17 juta hektare yang bisa digunakan sebagai lahan pertanian produktif. Upaya ini dilakukan secara bertahap untuk optimalisasi lahan rawa supaya produksi kita meningkat,”ucap Sarwo Edhy dalam diskusi webinar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertemakan “food Estate Dukung Ketahanan Pangan” di Jakarta, Kamis (18 Maret 2021). Diskusi ini terlaksana berkat dukungan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dan Croplife Indonesia. 

Sarwo Edhy menerangkan pelaksanaan food estate ini didukung Kementan melalui pendekatan  teknologi, sosialisasi kepada petani untuk menggunakan padi unggul bermutu bersertifikat. Alhasil, produkvitas Food Estate di lahan rawa Kalteng  naik dari sebelumnya 2-3 ton per hektar bisa menjadi 5 ton per ha.

“Program food estate ini ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan lahan rawa merupakan masa depan bangsa Indonesia,“ ujarnya.

Baca Juga: Produksi padi berpotensi naik, Kementan terus lakukan mitigasi pencegahan gagal panen

Sarwo mengatakan, pemerintah terus berusaha meningkatkan produktivitas tanaman di lahan rawa, terutama di food estate melalui teknologi. Pihaknya juga memberikan bantuan alat olah tanam dan panen untuk digunakan petani. Harapannya, petani lebih cepat mengolah dan menanam. Lalu, panen juga bisa lebih cepat dan bisa kembali tanam lagi.

Pada 2021, Kementan mencoba optimalisasi lahan rawa di Kalteng seluas 30.000 hektare.”Semoga ke depannya lahan food estate ini bisa berkembang dengan baik. Juga di NTT di Sumba Tengah, sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan pangan bagi 270 juta jiwa,” ujarnya.

Pada 2019 pemerintah mengoptimalkan lahan rawa di lima provinsi yakni,  Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Jambi dan Lampung. Luas lahan di 5  provinsi itu ada sekitar 366.000 ha lahan rawa untuk budidaya padi.

Midzon Johannis, Senior Advisor Croplife Indonesia mengatakan pihaknya sangat mendukung program pembangunan food estate yang digaungkan pemerintah. Dengan populasi manusia dunia tahun 1950 sebanyak 2,5 miliar terus naik menjadi 7 miliar pada 2011 dan tahun 2050 dipekirakan mencapai 9 miliar. Imbasnya, konsumsi pangan diperkirakan meningkat 23 persen, sementara luas lahan pertanian hanya tumbuh 9 persen.

Baca Juga: Cabut rem alih fungis lahan, pengamat sebut pertanian diobrak-abrik

Dukungan Croplife Indonesia bagi pertanian Indonesia yakni dengan mendorong pengembangan teknologi baru untuk perlindungan tanaman, biologi, bioteknologi, digital dan smart agriculture sesuai dengan kondisi Indonesia.

Croplife Indonesia juga mendukung penyediaan teknologi dan menjamin ketersediaan sarana pertanian seperti produk perlindungan tanaman dan benih, pendamping kepada petani melalui learning centers, ekspo pertanian, pelatihan agronomi dan stewardship.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×