kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani perkirakan defisit anggaran akhir 2018 2,14% dari PDB


Minggu, 13 Mei 2018 / 12:16 WIB
Sri Mulyani perkirakan defisit anggaran akhir 2018 2,14% dari PDB
ILUSTRASI. Menkeu memaparkan realisasi APBN


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat positif. Salah satunya terlihat dari defisit anggaran yang menurun.

Menkeu bilang, defisit anggaran hingga akhir April 2018 tercatat sebesar Rp 55,1 triliun, jauh lebih rendah dari akhir Maret 2018 sebesar Rp 85,78 triliun dan lebih rendah dari April 2017 sebesar Rp 72,2 triliun. Ia optimistis, defisit anggaran akhir tahun ini mencapai 2,14% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari target 2,19% dari PDB.

"APBN kita bahwa outlook defisit sampai akhir tahun 2,14%, lebih rendah dari target 2,19%," kata Sri Mulyani, Jumat (11/5) lalu.

Namun demikian, Menkeu masih tetap melakukan kajian terhadap harga minyak mentah. Terutama, jika dikaitkan dengan anggaran subsidi energi serta neraca Pertamina dan PLN. "Terutama Pertamina, yang sedang kami rumuskan bersama Menteri ESDM dan BUMN," tambahnya.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan, outlook defisit anggaran tersebut telah memperhatikan perkiraan harga minyak terkini dan nilai tukar rupiah, serta perkiraan penerimaan dan belanja.

"Artinya defisit APBN 2018 tetap terjaga dan sehat untuk memacu pembangunan di 2018," kata Askolani kepada Kontan.co.id, Sabtu (12/5). Namun demikian, Askolani enggan menyebut perkiraan harga minyak mentah dan kurs rupiah terkini.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) April 2018 mencapai US$ 67,43 per barel atau naik US$ 5,56 per barel dari Maret 2018. Angka ini jauh dari asumsi ICP yang dipatok pemerintah dalam APBN 2018 US$ 48 per barel.

Sementara kurs rupiah saat ini masih melemah ke level Rp 14.000 per dollar AS, jauh dari asumsi kurs rupiah yang dipatok dalam APBN 2018 sebesar Rp 13.400 per dollar AS. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah ada di level Rp 14.048 per dollar AS pada Jumat (11/5) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×