kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PKS tak percaya Hilmi atur kuota daging impor


Kamis, 16 Mei 2013 / 14:38 WIB
PKS tak percaya Hilmi atur kuota daging impor
Kemkes minta daerah inovatif menggenjot vaksinasi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Partai Keadilan Sejahtera tak percaya Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin mengatur penambahan kuota impor daging sapi PT Indoguna Utama dalam pertemuan dengan Ahmad Fathanah dan Menteri Pertanian Suswono di Lembang, Jawa Barat. Ketua DPP PKS Nasir Djamil mengaku bahwa pertemuan itu belum tentu sepenuhnya benar karena masih merupakan cerita dari pihak ketiga yakni Komisaris PT Radina Bioadicipta Elda Devianne Adiningrat.

"Pertanyaannya, apa iya pertemuan itu memabahas kouta daging? Itu kan versi Elda. Saya kok enggak percaya kalau ustaz Hilmi ikut dalam pertemuan itu," ujar Nasir saat dihubungi, Rabu (15/5/2013) malam.

Nama Hilmi Aminuddin disebut dalam persidangan kasus dugaan suap kepengurusan kuota impor daging sapi dengan terdakwa Direktur PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi, Rabu (14/5/2013). Berita acara pemeriksaan (BAP) Komisaris PT Radina Bioadicipta Elda Devianne Adiningrat dibacakan dalam persidangan itu.

Menurut BAP tersebut, Elda mengaku bertemu dengan Ahmad Fathanah dan Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth di Senayan City pada 30 Desember 2012. Dalam pertemuan itu, menurut BAP Elda, Fathanah menyampaikan hasil pertemuannya dengan sejumlah petinggi PKS di Lembang.

Elda mengatakan bahwa Fathanah mengaku sudah bicara dengan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Hilmi, dan Menteri Pertanian Suswono dalam pertemuan di Lembang tersebut. "Saudara Ahmad Fathanah menyampaikan hasil pertemuan di Lembang yang menurut Fathanah dihadiri Saudara Luthfi Hasan Ishaaq, Hilmi Aminuddin, Ahmad Fathanah, dan Suswono kepada Maria Elizabeth Liman," ujar pengacara Juard saat membacakan BAP Elda.

Menurut Fathanah, seperti yang dituturkan Elda dalam BAP-nya, pertemuan di Lembang itu menghasilkan kesepakatan bahwa Elizabeth akan dibantu dalam kepengurusan penambahan kuota impor daging sapi, sementara Mentan akan membaca situasi dan kondisinya.

Menurut Nasir, selama ini Hilmi sama sekali tidak pernah ikut campur dalam urusan kuota impor daging sapi. "Ustaz Hilmi, sepengetahuan saya, tidak pernah terlibat untuk bicara jatah-jatahan kouta impor daging," katanya.

Lebih lanjut, anggota Komisi VIII DPR ini juga membantah adanya aliran dana dari PT Indoguna Utama sebesar Rp 1 miliar untuk kegiatan Safari Dakwah PKS. Ia menjelaskan bahwa safari dakwah didanai dari uang kader PKS yang disumbang secara sukarela.

"Safari dakwah itu kan juga menerima dari kader yang di legislatif dan juga dari para donatur yang tidak mengikat. Lalu apakah dana Rp 1 miliar itu masih sangat jauh berkurang dari anggaran safari dakwah, yang nilainya di atas Rp 1 miliar," katanya.

Sebelumnya, Direktur PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman berkilah kalau uang Rp 1 miliar yang diberikannya kepada Ahmad Fathanah bukan untuk Luthfi Hasan Ishaaq melainkan untuk safari dakwah Partai Keadilan Sejahtera dan dana kemanusiaan.

Hal ini disampaikan Maria saat diperiksa sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan pemberian hadiah atau janji ke Luthfi Hasan Ishaaq dengan terdakwa direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (15/5/2013).

Menurut Maria, permintaan uang Rp 1 miliar ini disampaikan Fathanah seusai pertemuan di Medan antara Maria, Menteri Pertanian Suswono, Luthfi, dan Fathanah pada 10 Januari 2013.

Dalam pertemuan itu, Maria diduga meyakinkan Suswono agar menambah jatah kuota impor daging sapi. Kepada majelis hakim, Maria semula mengaku heran dengan permintaan dana untuk safari dakwah dan bantuan kemanusiaan yang nilainya cukup besar itu. Namun, karena mengenal Fathanah sebagi sosok yang religius, Maria pun memberikan uang tersebut.

"Kalau orang nyumbang apalagi dikatakan kemanusiaan dakwah, berikanlah," katanya.

Tetapi, Maria mengaku tidak tahu detil pemberian uang Rp 1 miliar itu karena sedang sibuk berada di Bangkok, Thailand. Penyerahan uang tersebut, dilakukan terdakwa Arya Abdi Effendy.

Maria juga membantah kalau pemberian itu disebut berkaitan dengan upaya penambahan kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna.

"Itu (Rp 1 miliar) untuk safari dakwah ke Sumatera, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan sumbangan untuk Papua," tegas Maria. (Sabrina Asril/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×