kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,95   2,20   0.24%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerimaan perpajakan tumbuh dua digit di April


Senin, 14 Mei 2018 / 06:12 WIB
Penerimaan perpajakan tumbuh dua digit di April
ILUSTRASI. Pelaporan pajak SPT


Reporter: Adinda Ade Mustami, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja penerimaan perpajakan hingga April 2018 lumayan memuaskan. Setoran pajak yang tumbuh dobel digit mampu menjaga pertumbuhan pendapatan negara. Alhasil, kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 untuk sementara membaik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerimaan perpajakan, baik pajak maupun cukai, mencapai Rp 416,9 triliun hingga akhir April 2018, tumbuh 25,8% dibanding periode yang sama 2017. Untuk penerimaan pajak saja, pertumbuhannya 11,2% jika memasukan penerimaan dari Program Amnesti Pajak dan tumbuh hampir 15% bila tanpa memasukan penerimaan dari Tax Amnesty.

Kontribusi utama penerimaan pajak adalah dari pajak pertambahan nilai (PPN) yang tumbuh 14,1% dan pajak penghasilan (PPh) nonmigas yang meningkat 17,3% tanpa memasukan Tax Amnesty.

Ini sejalan dengan pertumbuhan daya beli masyarakat dan peningkatan industri dalam negeri. Hingga triwulan I 2018, konsumsi rumahtangga tumbuh 4,95% year on year (yoy). Daya beli masyarakat bakal makin besar selama April karena ada dorongan persiapan bulan puasa.

"Sejauh ini, kami bisa menjaga APBN kita secara kredibel, stabil, dan tetap bisa sustainable serta sehat," kata Sri Mulyani di kantor pusat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak akhir pekan lalu.

Kinerja penerimaan perpajakan itu jadi modal pemerintah menggenjot pertumbuhan. Pemerintah tetap optimal membelanjakan anggaran agar momen pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06% pada kuartal I 2018 bisa meningkat di periode selanjutnya.

Meski penggunaan belanja negara terus dioptimalkan, Sri Mulyani menegaskan, defisit anggaran hingga akhir April lalu hanya sebesar Rp 55,1 triliun, lebih rendah dari Maret Rp 85,78 triliun dan lebih rendah dari April 2017 Rp 72,2 triliun. "Bahkan, keseimbangan primer kita surplus Rp 24,2 triliun, jauh lebih besar dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp 3,7 triliun," ungkap Sri Mulyani.

Hanya, Direktur Eksekutif CITA Yustinus Prastowo mengingatkan, pemerintah jangan terus mengandalkan pajak. Sebab, penerimaan pajak berpotensi melemah lantaran kondisi perekonomian yang masih tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×