kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah cenderung pilih pembatasan BBM


Jumat, 12 April 2013 / 19:37 WIB
Pemerintah cenderung pilih pembatasan BBM
ILUSTRASI. Warga beraktivitas di M Bloc Space, Jakarta, Minggu (24/10). Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan penerapan protokol kesehatan secara disiplin


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Pemerintah tampaknya memilih untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih opsi pengendalian/pembatasan daripada kenaikan harga BBM. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menjelaskan, ada kemungkinan pengguna kendaraan sepeda motor tetap akan diberikan subsidi seperti saat ini, begitu pula untuk kendaraan umum. Adapun yang konsumsinya dibatasi adalah mobil plat hitam. 

Hanya saja, tidak semua mobil ber plat hitam ini akan mendapat pengurangan bersubsidi. Karena ada mobil berpelat hitam, seperti untuk mengangkut komoditas seperti sayur juga memerlukan subsidi. "Untuk yang seperti ini pelatnya akan jadi kuning, biar gampang, biar tukang ngisi bensinnya gampang," kata Jero Wacik.

Untuk itu, Pemerintah juga mempertimbangkan untuk dibuat Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikhususkan untuk kendaraan berpelat hitam dan kuning. Jero Wacik mengaku pihaknya masih mengumpulkan data SPBU yang ada di Indonesia, karena ada satu kecamatan yang hanya memiliki satu SPBU saja.

Sementara itu, opsi kenaikan harga BBM kemungkinan tidak akan diambil oleh Pemerintah. Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengakui, pemerintah kemungkinan memang tidak akan memilih opsi harga BBM.

Cuma, Menteri Perekonomian Hatta Radjasa menyatakan, opsi menaikkan harga bensin tetap ada. Meski begitu, bila harga BBM bersubsidi dinaikkan memang akan memberikan dampak sosial yang berat di masyarakat.

Adapun rencana penggunaan BBM jenis baru, yaitu bensin Ron 90, Hatta dengan tegas mengatakan hal tersebut tidak akan efektif. Pasalnya, alih-alih mengurangi subsidi, keberadaan bensin baru ini berpotensi membuat pengguna Pertamax akan beralih ke BBM jenis baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×