kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal I 2018, dua proyek dibiayai non APBN


Senin, 05 Februari 2018 / 20:29 WIB
Kuartal I 2018, dua proyek dibiayai non APBN
ILUSTRASI. Asuransi Barang Milik Negara


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berharap awal tahun 2018 bisa kembali merealisasikan pembiayaan infrastruktur melalui skema pembiayaan infrastruktur non anggaran (PINA). PINA Center selaku unit kerja di bawah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menargetkan dua proyek akan bisa didorong pembiayaan PINA di kuartal I 2018.

CEO PINA Center, Eko Putro mengatakan proyek tersebut yakni 18 ruas tol yang dikerjakan oleh PT Waskita Toll Road anak usaha PT Waskita Karya. Jumlah tersebut terdiri dari 15 ruas tol di Pulau Jawa, dan tiga tol di Sumatera.

Sebelumnya, Bappenas hanya menargetkan PINA hanya untuk 15 toll, namun Eko bilang pemerintah mendorong PINA untuk masuk ke proyek WaskitaToll Road di ruas lain. Yakni dengan tambahan investasi untuk ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 61,8 km, Kayu Agung-Palembang-Betung 111,7 km dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat 143 km.

Selain itu, jika tempo lalu proyek ini mendapatkan suntikan dana senilai Rp 3,5 triliun dari PT. Sarana Multi Infrastruktur dan PT Taspen.

Eko bilang, investor asing akan kembali masuk dengan nilai investasi US$ 500 juta untuk proyek ini. "Yang kita dorong itu perusahaan yang sudah joint venture dengan perusahaan Indonesia. Investornya dari China, yaitu Huatsing,"jelas Eko, Senin (5/2).

Ia mengimbuh, proyek lain yang bisa dibantu dengan PINA pada kuartal I 2018 ialah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Meulaboh 2x200 MW yang digarap oleh PT. PP Energi. Proyek senilai US$ 540 juta atau Rp 7,5 triliun ini yang akan segera dikerjasamakan dengan investor melalui perpetual notes senilai Rp 1 triliun pada kuartal I tahun ini.

Eko bilang PINA Center akan mengarahkan investasi itu kepada investor asing seperti Huatsing CO. Ltd dan beberapa perusahaan lain. Dia bilang perusahaan di Tanah Air juga tengah melakukan pendekatan, selain itu Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Eko berujar akan masuk pada investasi proyek ini.

Dirinya menjelaskan, investor asing asal China, BPKH dan PT Danareksa akan masuk sebagai institutional investor. Sementara, PT Ciptadana akan menjadi retailer investor. "Kita menjajaki dari berbagai gerai,"tukas dia.

Sebelumnya, Asisten Deputi Menko Perekonomian Bidang Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur, Bastari Pandji Indra menjelaskan dari total kebutuhan pembiayaan proyek infrastruktur Rp 4.417 triliun untuk tahun 2015-2019, pemerintah berharap 59,2% atau senilai Rp 2.615 triliun bisa diperoleh dari swasta.

Tapi sampai dengan saat ini kontribusi swasta baru bisa tercapai Rp 500 triliun- Rp 600 triliun saja, atau sekitar 22% dari target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×