kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kondisi Indonesia dinilai jauh dari krisis


Jumat, 25 Mei 2018 / 17:49 WIB
Kondisi Indonesia dinilai jauh dari krisis
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan)


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dinilai masih jauh dari kondisi krisis. Hal itu dilihat dari berbagai faktor eksternal yang menjadi indikator utamanya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, indikator krisis terdiri dari beberapa hal. Pertama, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang tidak terkendali.

Perry bilang, CAD yang aman bagi Indonesia adalah tidak lebih dari angka 3% dari Produk domestik bruto (PDB). Sementara sepanjang tahun 2018, CAD Indonesia diperkirakan tak melebihi angka 2,5% dari PDB.

Kedua, utang luar negeri yang tidak terbayarkan. Sementara rasio utang luar negeri Indonesia terhadap PDB juga masih ada di level yang sangat rendah dibanding peers group, yaitu hanya 34% dari PDb.

Ketiga, tingkat depresiasi yang sangat besar dan volatilitas yang tinggi. Nilai tukar rupiah lanjut Perry, telah terdepresiasi 4,3% sejak awal tahun.

Depresiasi kurs rupiah cukup tinggi dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara yang transaksi berjalannya mencatat surplus.

"Tapi, dibanding negara-negara yang current account-nya deficit, depresiasi rupiah relatif rendah," kata Perry di Gedung BI, Jumat (25/5).

Lebih lanjut Perry mengatakan, Indonesia pernah melewati masa-masa yang lebih berat dari sekarang ini. Misalnya saat krisis Yunani pada Oktober 2011, taper tantrum 2013, dan revisi pertumbuhan ekonomi China di tahun 2015. Saat itu, dana asing yang keluar justru lebih besar.

"Yang terjadi sekarang ini (tekanannya) lebih kecil dari episode-episode itu. Padahal episode itu menurut berbagai indikator tidak mendekati krisis," tambahnya.

Meski begitu, Perry bilang bahwa kondisi saat ini tetap perlu diwaspadai. "BI secara lahir selalu cautious tapi dengan perhitungan-perhitungan. Kami akan fokus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah melalui langkah-langkah yang telah saya jelaskan," kata Perry lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×