Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, di saat keadaan pasar keuangan sedang penuh ketidakpastian, Bank Indonesia (BI) perlu memilih salah satu sisi untuk kebijakannya, yakni stabilitas di atas keinginan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kan tidak selalu harus keduanya sekaligus (pro-stability dan pro-growth). Bisa saja dipilih salah satu dalam waktu tertentu,” kata Darmin di kantornya, Jumat (25/5).
Namun, ia melanjutkan, bukan tidak mungkin keduanya bisa berjalan seimbang. Dengan catatan, kombinasi dari keduanya tetap diukur berat di sisi mana. “Bisa yang satu tidak penuh, yang satu lebih penuh. Macam-macam kombinasinya,” jelas dia.
Saat pelantikan di Mahkamah Agung (MA), Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, BI akan merelaksasi kebijakan makroprudensial, khususnya untuk sektor perumahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik melalui rasio kredit terhadap agunan atau loan to value ratio (LTV).
Menurut Darmin, kebijakan ini dirancang oleh BI lantaran di sisi lain suku bunga 7-day reverse repo rate telah dinaikkan beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, relaksasi LTV bisa menjadi penyeimbang apabila kenaikan suku bunga berpengaruh negatif kepada ekonomi.
“Jadi ya, kalau terlalu (ekonomi) terganggu. Dibuka sedikit di sana, naik sedikit di situ,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengungkapkan bahwa dalam jangka pendek ini pemerintah bakal fokus pada stabilitas ekonomi. Sebab, ekonomi Indonesia tengah dalam kondisi waspada terhadap tekanan eksternal.
“Kita lihat saja nanti pertumbuhan ekonomi. Hari ini, kami fokus ke stabilitas sebetulnya,” ujar Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News