kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jurus Sri Mulyani naikkan konsumsi masyarakat


Rabu, 08 November 2017 / 16:42 WIB
Jurus Sri Mulyani naikkan konsumsi masyarakat


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan mempelajari pelemahan konsumsi masyarakat yang terjadi di kuartal ketiga tahun ini.

Sebab, terdapat tekanan daya beli pada kelompok masyarakat kelas bawah yang ditunjukkan dari upah buruh pertanian dan konstruksi yang tidak meningkat.

Sementara pada kelompok masyarakat kelas atas, jumlah tabungan di perbankan dengan jumlah lebih Rp 5 miliar meningkat di tengah tingkat optimisme konsumen yang masih berada di level yang tinggi.

Namun, untuk mendorong konsumsi masyarakat pemerintah akan terus melakukan sejumlah langkah. Pertama, melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan dana desa untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.

"Presiden instruksikan agar anggaran yang bisa menciptakan cash yang langsung bisa diterima masyarakat sehingga daya belinya naik, apakah itu PKH ataupun melalui dana desa itu harus dilakukan dengan desain agar masyarakat bisa langsung menikmati sehingga daya belinya bisa meningkat," kata Sri Mulyani saat ditemui di Gedung Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (8/11).

Kedua, pemerintah akan tetap menjaga inflasi serendah mungkin. Sebab kata Sri Mulyani, inflasi menjadi faktor penggerus daya beli masyarakat.

Ketiga, menggunakan APBN dan APBD semaksimal mungkin. Hal ini terkait dengan kesempatan kerja untuk meningkatkan pendapatan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Keempat, menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat kelas menengah atas. Sri Mulyani meyakini, tingginya investasi dan impor bahan baku di kuartal ketiga ini akan menciptakan kesempatan kerja. "Oleh karena itu, momentumnya kami jaga," tambah dia.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal ketiga 2017 melemah menjadi 4,93% year on year (YoY). Pertumbuhan tersebut menjadi pertumbuhan konsumsi rumah tangga terendah sejak kuartal ketiga 2011, di tengah tren inflasi rendah.

Hal itu membuat pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga hanya mencapai 5,06% YoY dan 5,03% untuk periode Januari-September 2017. Jika ingin mencapai target 5,2%, maka dibutuhkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,37% di kuartal keempat tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×