kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi tak mau buru-buru soal Hari Santri


Minggu, 26 Oktober 2014 / 06:00 WIB
Jokowi tak mau buru-buru soal Hari Santri
ILUSTRASI. Honda Rebel


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Presiden Joko Widodo tak ingin tergesa menentukan hari santri secara nasional. Dia ingin penetapan hari santri dilakukan bersamaan dengan kegiatan monumental dan bukan sekadar seremonial belaka.

Mantan Deputi Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, menjelaskan, dalam kampanyenya, Jokowi berjanji menetapkan hari santri pada 1 Muharram. Janji tersebut, ia minta, jangan diartikan bahwa Jokowi akan menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri.

"Janji kampanye akan ditetapkan hari santri pada 1 Muharram. Jadi tolong dicatat kata-katanya, bukan 1 Muharam ditetapkan sebagai hari santri," kata Andi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (25/10).

Andi mengungkapkan, Jokowi berpandangan bahwa 1 Muharram adalah tahun baru Islam yang maknanya jauh lebih luas dari hari santri. Itulah mengapa Jokowi tak pernah berjanji menetapkan 1 Muharram sebagai hari santri.

Ia melanjutkan, Jokowi belum menetapkan hari santri pada hari ini karena tak ingin hanya mengeluarkan selembar Keppres tanpa kegiatan substansial. Penetapan hari santri itu, kata Andi, akan dilakukan Jokowi di waktu yang tepat dengan serangkaian kegiatan seperti pembangunan pesantren, interaksi dengan kiai, memajukan level pendidikan santri dan ekonomi umat.

"Jadi harus ada aktivitas signifikan yang menandai tradisi hari santri. Presiden belum menetapkan hari santri sekarang, tapi akan dilakukan rangkaian kegiatan yang puncaknya dijadikan penetapan hari santri," pungkas Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×