kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor dan impor makin gempor


Selasa, 17 Mei 2016 / 12:29 WIB
Ekspor dan impor makin gempor


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perdagangan Indonesia makin lemah bin gempor. Memang, April lalu, Indonesia masih mengantongi surplus selisih impor dan ekspor senilai sekitar sebesar US$ 667,2 juta, naik dari surplus bulan sebelumnya yang senilai US$  497 juta. Namun, semenjak tahun 2014, nilai ekspor produk Indonesia terus merosot.  

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai ekspor April 2016 sebesar US$ 11,45 miliar, turun sekitar 12,65% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (yoy). Jika dibandingkan dengan Maret 2016 (mom), nilai ekspor April 2016 turun 3,07%.

Tren penurunan tersebut sudah tampak sejak tahun tahun 2014. Selain ekspor, impor Indonesia juga terus turun. Salah satu penyebabnya, lesunya pasar komoditas dunia. Padahal selama ini ekspor komoditas, terutama batubara dan kelapa sawit, menjadi unggulan Indonesia di pasar global.  

Nah, melihat tren penurunan nilai ekspor ini, ekonomi Indonesia pun dalam tren yang lemah. Menurunnya ekspor itu jadi salah satu pertanda berkurangnya aliran uang ke ekonomi dan bisnis di dalam negeri.

Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia  hanya 4,92% di kuartal I tahun ini atau turun dari kuartal IV 2016 yang masih 5,04%. Bandingkan dengan kuartal I 2014 yang masih 5,21%.   

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menilai, ekspor yang masih terus turun mencerminkan rendahnya daya saing RI di pasar global. Sementara impor turun, mengindikasikan  lemahnya kegiatan usaha. "Padahal seharusnya mulai meningkat, karena menjelang puasa dan Lebaran," kata Lana, kemarin (16/5).

Menurut Lana, seharusnya impor sudah meningkat sejak Februari 2016. Sebab biasanya proses produksi persiapan puasa dan lebaran dilakukan tiga bulan sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengakui, penurunan ekspor saat ini terjadi di sektor migas maupun nonmigas. Apabila dibandingkan dengan Maret 2016, ekspor migas dan nonmigas masing-masing turun 28,44% dan 0,1%. "Ekspor nonmigas turun akibat turunnya ekspor batu bara Indonesia sebesar 3 juta ton," katanya.

Ekspor Indonesia saat ini masih tertolong peningkatan ekspor manufaktur. Menurut Sasmito, ekspor manufaktur April 2016 sebesar US$ 9,19 miliar, naik tipis 2,38% dibandingkan bulan sebelumnya.

Ekspor produk manufaktur yang naik antara lain ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya, sepatu atau alas kaki, barang-barang dari logam, dan produk karet.

Sasmito memperkirakan, kinerja impor akan peningkatan pada Mei ini menjelang puasa dan lebaran. Diperkirakan bulan Mei ini ekonomi baru mulai menggeliat.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×