Reporter: Rika Theo |
JAKARTA. Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menembak mati sebelas orang terduga teroris di berbagai kawasan dalam dua hari belakangan ini. Kesebelas terduga teroris itu diduga terkait jaringan teroris baru yakni kelompok Poso yang dipimpin oleh Santoso.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, penangkapan bermula pada Jumat (4/1/2013). Dua teroris tewas ditembak di halamanĀ Masjid Nur Alfiah, di dalam rumah sakit Wahidin, Makassar, sekitar pukul 10.30 Wita. Kedua orang yang diduga teroris itu ditembak lantaran melakukan perlawanan. Mereka adalah Abua Suaya dan Hasan alias Kholil.
Penangkapan selanjutnya dilakukan pada hari yang sama pukul 14.30 WITA di Terminal Daya, Makassar Sulawesi Selatan. Di dalam penangkapan itu, tim Densus 88 Antiteror juga menembak matiĀ Thamrin dan Arbain. Selanjutnya, aparat masih melakukan perburuan terhadap kelompok yang sama pada sore harinya pukul 18.30 WITA. Dua orang tertangkap yakni Syarifudin dan Fadhli.
Sementara di saat yang hampir bersamaan, tim Densus juga melumpuhkan kawanan yang sama di Dompu, Nusa Tenggara Barat. Mereka menembak mati Roy dan Bachtiar. "Terakhir hari ini pagi pukul 07.00 ada tiga orang ditembak mati di Kebon Kacang, Kelurahan Kandai, Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dari tiga orang yang tewas ini, satu sudah teridentifikasi atas nama Andi, sedangkan dua lainnya belum teridentifikasi. Dari tiga orang itu diamankan senjata api laras pendek jenis FB," ucap Boy.
Di dalam proses penangkapan ini, polisi menyita barang bukti 1 bom pipa siap ledak, 4 bom pipa masih dalam perakitan, serta bahan-bahan bom, urea, asam nitrat, sodium, paku besi, baterai. "Kelompok ini terkait dengan pelatihan teroris di Poso, penyerangan Gubernur Sulawesi Selatan di Poso, dan melakukan aksi teror di daerah Dompu," ujar Boy. (Sabrina Asril / Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News