kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CITA: Revaluasi BMN bagus bagi penerimaan negara


Selasa, 29 Agustus 2017 / 20:27 WIB
CITA: Revaluasi BMN bagus bagi penerimaan negara


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan penilaian kembali (revaluasi) seluruh aset yang dimiliki negara. Hal ini dimaksudkan agar nilai aset kekayaan Pemerintah Indonesia mencerminkan nilai terkininya.

Direktur Eksekutif Center Indonesia of Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, hal ini merupakan ide bagus bagi penerimaan negara. Pasalnya, apabila aset direvaluasi dan nilainya meningkat dan kemudian aset tersebut nilai ekonominya bertambah, maka akan mendatangkan pundi-pundi penerimaan.

“Misalnya tanah, bangunan, kalau misalnya nilai ekonominya meningkat, misalnya disewakan, ini akan lebih tinggi, betul itu. Karena apabila tidak direvaluasi, aset itu bisa saja hilang nilainya,” kata Yustinus di Hotel Ayana, Jakarta, Selasa (29/8).

Ia mencontohkan, aset-aset yang bisa mendatangkan pundi-pundi penerimaan, misalnya yang terdapat di tempat strategis, “Contohnya di Thamrin, di Senayan juga banyak, dan lain-lain. Kalau di revaluasi jadi tinggi negara akan dapat tinggi,” ucapnya.

Pemerintah sendiri dalam kurun waktu tahun ini dan tahun depan, pemerintah akan melakukan penilaian terhadap 934.409 item BMN yang berupa 108.524 bidang tanah, 434.801 item gedung dan bangunan serta 391.084 item jalan, irigasi dan jaringan yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015.

“Jumlah 9ribuan itu lumayan. Itu pasti strategis, Misalnya PT Kereta Api itu strategis kan, mau bikin apartment di pinggir rel, artinya BOT (Build Operate Transfer) mahal, aset negara juga jadi strategis itu,” kata dia.

Ia menambahkan, kalau perlu setelah revaluasi aset yang strategis, ada pergeseran dari yang value-nya di bawah. Misalnya, aset negara yang tadinya hanya kantor pemerintahan, bisa dijadikan tower.

“Mereka minggir, itu menguntungkan negara. Misalnya gedung Kumham di Kuningan. Kalau itu dijadikan tower, negara dapat gede, toh layanan bisa online. Meskipun Rp 1.000 perak, aset harus diberi nilai. Kalau tidak, jadi moral hazard,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×