Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan uang baru atau hasil cetak sempurna (HCS) pada Lebaran 1439 Hijriah terus naik. Untuk tahun 2018 ini, kebutuhan uang baru untuk Lebaran mencapai Rp 188,2 triliun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi mengatakan, kebutuhan uang baru untuk lebaran tersebut meningkat sektar 15,3% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 163,2 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 22,8% digunakan untuk memenuhi permintaan di wilayah Jabodetabek.
Rosmaya menjelaskan, pada periode ramadan dan Idul Fitri ini selalu diiringi dengan peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir secara rata-rata outflow yang ditarik oleh perbankan pada periode ramadan dan lebaran ini mencapai 25% dari total tahunan. Setiap tahun terjadi peningkatan outflow sekitar 13,9%.
“Kebutuhan tersebut terus bertumbuh Walapaun BI sudah melakukan upaya untuk menekan penggunaan tunai (dan beralih) kepada non tunai,” ujar Rosmaya dalam acara Kesiapan BI dalam Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang rupiah Jelang Idul Fitri, di IRTI monas, Rabu (23/5).
Untuk menjamin kebutuhan uang di masyarakat, BI memiliki beberapa strategi. Pertama, BI mengirim dan mendistribusikan ke 46 kantor perwakilan seluruh Indonesia. Hal ini untuk memastikan masyarakat harus memegang uang dalam posisi yang layak edar. Kedua, BI melakukan berbagai kegiatan distribusi seperti kas titipan dan kas keliling.
“BI tidak saja hanya di satu titik dan juga perbankan, tapi juga melakukan kas keliling. Dengan mobil kas keliling kita datangi pasar-pasar ramai untuk diberikan kesempatan untuk melakukan penukaran uang,” tambah Rosmaya.
Dia menambahkan, Kas keliling yang akan dilakukan BI ke depan yakni di Pulau Seribu, Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Untung Jawa, Pulau Pari dan Panggang. Dalam hal ini, BI bekerjasama dengan polisi air pada tanggal 24 Mei-28 Mei 2018.
Ketiga, BI juga menjalin kerjasama dengan 15 perbankan untuk melakukan penukaran uang kecil. Jumlah penukaran ada di 160 titik penukaran jaringan kantor bank. Dimana keseluruhannya mencapai 1000 titik di seluruh Indonesia. Sementara di Jabodetabek ada 160 titik.
Keempat, BI melakukan kerjasamaa dengan stake holder non perbankan. Seperti BI bekerjasama dengan penukaran di area PRJ kemayoran, rest area Km 57, kas keliling kepada BPE dan juga 40 lembaga dan instansi mitra BI antara lain pegadaian.
“BI juga melakukan distribusi ke tempat terdepan, terluar terpencil. Distribusi uang BI mencapai pelosok kecamatan,” kata Rosmaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News