kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beras tanpa label masih banyak di pasaran


Senin, 25 September 2017 / 14:31 WIB
Beras tanpa label masih banyak di pasaran


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Label beras premium dan beras medium masih banyak belum ditemukan di beberapa kemasan yang dijual. Hal tersebut terlihat pada saat peninjauan pemberlakuan Harga Eceran Tertinggi (HET) di Pasar Induk Beras Cipinang dan ritel modern Jakarta.

"Pencantuman label wajib bagi pemasok. Namun, untuk stok lama, pelabelan bisa dilakukan oleh penjual," ujar Indrasari Wisnu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN) saat melakukan pemeriksaan beras, Senin (25/9).

Saat di PIBC terdapat beberapa kemasan yang mencantumkan label beras premium dan beras khusus, namun tidak ada beras berlabel medium sepanjang pengamatan.

Sementara itu, di ritel modern masih terdapat kemasan yang belum ditempelkan label informasi.  Wisnu mengingatkan, label penting agar tidak menimbulkan kebingungan pada pembeli.

Pemasangan kabel jenis beras tercantum pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) no. 57 tahun 2017. Pada pasal 4 dikatakan, pelaku penjualan beras dengan kemasan wajib mencantumkan informasi jenis beras dan informasi HET beras.

Pemasangan label informasi jenis beras nantinya harus terpasang di kemasan. Namun, selain tanda pada kemasan, jenis beras juga nantinya akan diperiksa oleh Kementerian Pertanian (Kemtan). Hal tersebut untuk memeriksa apakah beras tersebut sesuai dengan yang tercantum pada label.

Hal serupa juga akan diberlakukan dengan beras khusus. Wisnu bilang, saat ini beras khusus masih boleh dijual di pasar. Namun, ketika Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang mengatur beras diundangkan penjual beras khusus wajib mendaftarkan produknya.

Nantinya apabila tidak memenuhi syarat beras khusus, produk tersebut harus ditarik. "Kalau nanti tidak sesuai produk tersebut harus ditarik atau diturunkan menjadi beras premium atau medium," jelas Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×