kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,74   -6,61   -0.71%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Dunia pinjami US$ 500 juta untuk rumah murah


Senin, 30 Oktober 2017 / 18:58 WIB
Bank Dunia pinjami US$ 500 juta untuk rumah murah


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) akan segera dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setelah terbitnya Permen PUPR nomor 18/PRT/M/2017 tentang BP2BT.

Lana Winayanti, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR seusai acara Diskusi panel, Hari habitat Dunia, dan Hari Kota Dunia 2017, di Ruang Pendopo, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Senin (30/10) menyebut bahwa saat ini sendiri telah dilaksanakan program uji coba pada 156 unit rumah.

"Tahun ini ada uji coba di 156 unit rumah, dengan World Bank (Bank Dunia) dan masih meninjau hasilnya di beberapa kota. Tapi saya belum dapat hasilnya bagaimana," kata Lana.

Ditemui secara terpisah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut program BP2BT akan memanfaatkan dana pinjaman dari World Bank dengan total US$ 500 juta.

"Total loan dari World Bank sebesar US$ 500 juta, US$ 250 juta untuk penyediaan perumahannya, US$ 250 juta lainnya untuk pembiayan perumahannya,"kata Basuki kepada KONTAN, Senin (30/10) di kantor Kementerian PUPR.

Dari data yang didapat KONTAN, pinjaman untuk pembiayaan perumahan kelak akan dipergunakan untuk subsidi 25% sesuai mekanisme BP2BT. Sementara nilai subsidinya maksimal sebesar Rp 32,4 juta.

Dalam mekanismenya, program BP2BT akan dimulai dari peserta program yang menabung hingga mencapai 5% harga rumah. Setelah itu subsidi diberikan maksimal 25%. Sehingga sisanya sebesar 70% dapat dicicil peserta program.

Sementara itu, Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin menyebut dana pinjaman World Bank tersebut akan mulai dipergunakan tahun ini hingga 2019.

"Dana pinjamannya akan sampai 2019, kalau soal besaran pertahunnya nanti akan sesuai kebutuhan saja," kata Syarif kepada KONTAN dalam kesempatan yang sama.

Meski demikian, Lana menambahkan bahwa saat ini masih Kementerian PUPR masih butuh melengkapai beberapa dokumen untuk finalisasi.

"Saat ini loan appraisal sudah, tapi loan signing belum. Masih menunggu kelengkapan dokumen untuk tandatangan," kata Lana saat dikonfirmasi KONTAN, Senin (30/10) malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×