kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

World Bank: Pertumbuhan Indonesia melambat


Senin, 06 Oktober 2014 / 18:01 WIB
World Bank: Pertumbuhan Indonesia melambat
ILUSTRASI. Twibbon Hari Bumi 2023 peringatan Earth Day.


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Ulasan Bank Dunia terhadap nilai perekonomian negara berkembang di Asia Timur menunjukkan pelambatan. Tahun ini, laju perekonomian negara di Asia Timur mencapai 6.9% yang lebih rendah dari tahun 2013 sebesar 7.2%. Lalu bagaimana dengan pertumbuhan di Indonesia?.

Axel van Trotsenburg, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun menjadi 5,2% di tahun ini. Dibanding pertumbuhan pada tahun 2013 yang mencapai 5,8%, pertumbuhan tahun ini turun disebabkan turunnya harga komoditas, belanja pemerintah yang lebih rendah dan ekspansi kredit yang melambat.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia pun tidak berlangsung lama, karena menurut Axel van Trotsenburg, pertumbuhan ekonomi ekonomi di tahun depan akan naik menjadi 5.6%. Kenaikan ini dinilai mengembalikan investasi yang kuat dan permintaan keluar negeri.

Dalam ulasan World Bank antisipasi menguatkan investasi bergantung dengan domestik dan kenyamanan investor luar negeri disamping kebijakan dalam negri yang lebih pasti dan perbaikan regulasi pro investasi.

“Asia Timur dan Pasifik memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih cepat daripada kawasan berkembang lainnya bila pembuat kebijakan menerapkan agenda reformasi yang ambisius, termasuk menghilangkan hambatan untuk investasi domestik, meningkatkan daya saing ekspor, dan mengatur belanja publik secara rasional,” katanya, Senin  (6/10)

Disamping memberi ulasan antisipasi untuk menguatkan investasi, World Bank juga memberi ulasan antisipasi menguatkan ekspor tergantung diantara stabilisasi harga dalam produk komoditi ekspor (terutama batu bara, bahan mentah dan minyak kelapa sawit. 

Disamping ulasan World Bank, Sudhir Shetty, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia dan Pasifik memberikan rekomendasi untuk beberapa negara khususnya Indonesia untuk mengusahakan pertumbuhan meningkat, yaitu meningkatkan pendapatan dan mengurangi subsidi yang kurang tepat sasaran akan membantu menciptakan ruang untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat dengan meningkatkan investasi dan berupaya mengatasi kemiskinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×