kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

BKF: Indonesia tidak siap hadapi laju pertumbuhan ekonomi


Senin, 31 Januari 2011 / 09:10 WIB


Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Indonesia harus waspada terhadap laju pertumbuhan ekonomi karena meningginya pertumbuhan ekonomi justru akan menjadi boomerang jika tidak siap mengantisipasinya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan Indonesia masih kategori negara emerging. "Jadi walaupun pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi inflasi juga berpotensi ikut naik, karena negara emerging market masih kurang siap mengantisipasi pertumbuhan ekonomi tersebut,” tegasnya, akhir pekan lalu.

Berbeda dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mampu menekan inflasinya ditengah laju pertumbuhan ekonomi.

Negara-negara yang kepanasan dengan adanya laju pertumbuhan ekonomi antara lain adalah India dan China. China karena pertumbuhannya terlalu cepat ada tendensi untuk over heating.

“Kita bagian dari emerging market ada dampak positifnya yaitu potensi pertumbuhan yang relatif tinggi, namun di sisi lain beresiko besar juga karena infrastrutkur yang belum siap sehingga merespon permintaan tidak cepat, dan potensi inflasinya juga lebih besar,” jelasnya.

Bambang berharap Indonesia tidak mengalami high inflationary growth maksudnya pertumbuhan bagus tetapi inflasi juga meningkat. Tapi, yang diinginkan, low inflationary growth, yaitu walaupun ekonomi melaju tetapi inflasi stabil.

“untuk mencapai itu semua transformasi pertumbuhan ekonomin harus dilakukan secara mendasar, harus bergerak ke negara maju, dengan terus memperbaiki perekonomian terutama produksi dan distribusi agar menjadi development country,” ungkap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×