kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

World Bank Outlook: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% tahun 2020


Rabu, 11 Desember 2019 / 11:43 WIB
World Bank Outlook: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% tahun 2020
ILUSTRASI. Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019). Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5% pada tahun 2019 dan 5,1% pada 2020.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) merilis laporan kuartalan edisi Desember 2019 bertajuk Membangun Manusia,  Rabu (11/12).  Laporan tersebut mengungkapkan proyeksi Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5% pada tahun 2019 dan 5,1% pada 2020. 

Proyeksi pertumbuhan tersebut lebih rendah dari proyeksi pada Juni 2019. Saat itu, Bank Dunia memandang ekonomi Indonesia mampu tumbuh pada level 5,1% pada 2019 dan 5,2% pada 2020. Kondisi perekonomian global yang menantang akibat ketegangan perdagangan internasional berimbas pada melambatnya penggerak pertumbuhan domestik Indonesia. 

Tahun depan, Bank Dunia memperkirakan ketegangan perdagangan internasional akan menurun secara bertahap. Di dalam negeri, ketidakpastian politik Indonesia juga mestinya berkurang pasca-terbentuknya kabinet pemerintahan yang baru untuk periode 2019-2024.

Baca Juga: ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China dan India dalam Level Signifikan

Pertumbuhan investasi juga diperkirakan meningkat sejalan dengan terdorongnya sentimen bisnis karena reformasi ekonomi yang diwacanakan pemerintah. Namun, Bank Dunia melihat pertumbuhan investasi tahun depan tetap tidak akan setinggi tahun 2018 yang merupakan tingkat pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir. 

Di tengah pulihnya nilai investasi dan upah pekerja, pertumbuhan konsumsi swasta diproyeksikan sedikit turun pada 2020. Penyebabnya, inflasi diperkirakan lebih tinggi akibat penghapusan subsidi tarif listrik untuk sejumlah golongan rumah tangga dan karena angka konsumsi swasta tahun sebelumnya (base-effect) yang tinggi akibat pemilu 2019. 

Pertumbuhan konsumsi pemerintah juga diperkirakan konservatif mengingat penerimaan negara yang rendah akibat lemahnya harga komoditas dan nilai impor yang rendah, kendati reformasi pajak masih berjalan. 

Baca Juga: Investor asing ramai-ramai melego saham Asia: Korsel terburuk, India terbaik

Di tengah berlanjutnya ketidakpastian kebijakan, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi global, Bank Dunia memandang pertumbuhan ekspor Indonesia masih akan lemah. Namun, pelemahan ekspor beriringan dengan berkurangnya impor secara bertahap sehingga defisit neraca transaksi berjalan tetap dapat menyempit menjadi 2,7% terhadap PDB pada 2019 dan 2,6% terhadap PDB pada 2020. 

Bank Dunia menilai bahwa risiko penurunan prospek pertumbuhan ekonomi tetap tinggi di tengah ketegangan perdagangan internasional yang berkepanjangan. Harga komoditas, arus perdagangan internasional, sentimen bisnis global, dan pertumbuhan investasi serta prospek ekonomi China menjadi faktor-faktor risiko terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×