kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wilayah zona hijau boleh buka sekolah


Jumat, 05 Juni 2020 / 08:20 WIB
Wilayah zona hijau boleh buka sekolah


Reporter: Abdul Basith Bardan, Ratih Waseso | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pro kontra soal mekanisme sekolah memasuki tahun ajaran baru terus bergulir. Banyak orang tua siswa mempertanyakan apakah sekolah dengan pembelajaran tatap muka akan mulai berjalan Juli nanti sesuai dengan kalender akademik 2020/2021.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyatakan, kegiatan sekolah secara tatap muka bisa dilakukan oleh sekolah yang berada pada zona hijau, meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir.

Ini artinya, sekolah tersebut dapat kembali buka untuk menerapkan kegiatan belajar mengajar. Meski begitu, waktu dimulainya tahun ajaran baru belum diputuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

"Hanya sekolah di zona hijau yang dapat membuka sekolah dengan tatap muka. Tanggal pastinya menunggu pengumuman Mendikbud," ujar Plt Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Hamid Muhammad saat dihubungi KONTAN, Kamis (4/6).

Sebelumnya, kegiatan belajar mengajar memang dilakukan di rumah sejak pandemi Covid-19 merebak bulan Maret 2020. Namun, menjelang new normal di sejumlah wilayah, opsi membuka kembali sekolah menjadi perhatian serius.

Hamid menegaskan kembalinya siswa ke sekolah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Jaga jarak, pakai masker, jaga kebersihan, maksimal 15 hingga 18 siswa per kelas," terang Hamid.

Namun, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengusulkan agar tahun ajaran baru dapat digeser hingga Januari 2021 mengingat masih berlangsungnya pandemi Covid-19.

Menurutnya, banyak pertimbangan agar tahun ajaran baru digeser maksimal hingga awal tahun depan. Dari survei yang dilakukan IGI kepada kurang lebih 3.000 responden sekitar 85,3% orangtua siswa menolak jika dilakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

"Mereka memilih anak mereka tidak sekolah kalau zona merah diberlakukan kegiatan sekolah, karena mereka tidak percaya protokol kesehatan akan berjalan baik di sekolah dan anak-anak tidak kebal Covid-19," ujar dia.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×