Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi masih ada potensi banjir di sebagian wilayah serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Agustus-September 2023.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banjir terjadi di sebagian wilayah lantaran masih ada curan hujan dengan kurangnya daerah resapan air di daerah tersebut.
Sementara karhutla terjadi lantaran Indonesia sudah memasuki puncak musim kemarau pada Agustus-September 2023.
Baca Juga: Menakar Dampak El Nino Pada Ketahanan Pangan Indonesia
"Untuk akhir Agustus ini, kita sudah ada pada fase peak-nya, fase puncaknya kemarau," kata Abdul Muhari dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas.com, Selasa (22/8/2023).
Pria yang karib disapa Aam ini menuturkan, beberapa wilayah dengan potensi kebakaran hutan dan lahan, meliputu daerah daerah tengah selatan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara hampir seluruhnya, Kalimantan tengah ke selatan, Sulawesi tengah ke selatan, dan Papua tengah ke selatan.
Ia meminta masyarakat di wilayah tersebut harus berhati-hati, termasuk masyarakat yang tinggal di permukiman padat penduduk.
"Itu kita benar-benar harus waspada. Kalau untuk Jawa itu kekeringan dan kebakaran lahan dengan perumahan. Sangat hati-hati dengan sampah, puntung rokok dan lain-lain. Hati-hati di permukiman karena kebakaran satu rumah bisa menjalar dengan cepat ke yang lain," tutur Aam.
Baca Juga: Kekeringan di Semarang Semakin Meluas, Warga Diminta Hemat Air
Sementara itu, daerah dengan potensi banjir meliputi Sumatera tengah ke utara, Kalimantan tengah ke utara, dan daerah lain di bagian utara ekuator. Kendati begitu kata Aam, potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu tetap perlu diwaspadai.
Ia lantas mencontohkan Aceh, yang menjadi wilayah banjir dan karhutla pada saat yang bersamaan. Banjir terjadi di bagian selatan, sementara karhutla di bagian utara. "Riau, Jambi, Sumsel, tetap waspada.
Dalam dua bulan ini sudah terkendali, dipertahankan. Tetapi tentu saja tidak hanya kebakaran hutan yang harus kita waspadai, tapi banjir juga bisa terjadi di musim kemarau," jelas Aam.
Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Indonesia masih mendapat curah hujan hingga mengakibatkan banjir, saat daerah lain mengalami kekeringan. Kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan ini berpotensi menyebabkan tanaman gagal panen atau puso semakin luas.
Baca Juga: Menakar Prospek Harga CPO di Tengah Kekhawatiran Ancaman El Nino
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menuturkan, pertanian memang merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius akibat perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan.
Hal ini, kata dia, membuat ketahanan pangan akan terancam. "Dampak Perubahan iklim yang demikian besar memerlukan upaya aktif untuk mengantisipasinya melalui strategi mitigasi dan adaptasi. Jika tidak, maka ketahanan pangan nasional akan terancam," ungkap Dwikorita dalam siaran pers, Rabu (2/8/2023).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BNPB Prediksi Masih Ada Potensi Banjir dan Karhutla pada Agustus-September",
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Bagus Santosa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News