kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada, Indonesia selalu lewati libur panjang dengan kenaikan kasus COVID-19


Senin, 15 November 2021 / 13:16 WIB
Waspada, Indonesia selalu lewati libur panjang dengan kenaikan kasus COVID-19


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, pemerintah bersikap waspada. Sebab, Indonesia belum pernah berhasil melewati periode libur panjang tanpa ada kenaikan kasus COVID-19.

Pemerintah pun memberi perhatian khusus pada periode libur Natal dan Tahun Baru 2022 yang akan datang. Terutama, karena ada potensi  peningkatan kasus COVID-19. 

Menurut juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, pemerintah pusat hingga daerah beserta seluruh lapisan masyarakat harus bekerja keras dan berkolaborasi mencegah lonjakan kasus. 

Sebab, dari hasil analisis Satgas COVID-19, ada tiga kali periode libur panjang di 2020 dan 2021 sebagai penyebab kenaikan kasus. Yakni, libur Idul Fitri 2020, libur kolektif Maulid Nabi dan Natal 2020, serta libur Idul Fitri 2021.

"Kenaikan kasus tidak hanya terjadi pada kenaikan kasus harian, namun juga pada kenaikan kasus mingguan yang bertahan cukup lama meskipun akhirnya berhasil diturunkan," kata Wiku, dikutip dari covid19.go.id, Senin (15/11).

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 14 November: Tambah 339 kasus baru, tetap jaga prokes

Hasil analisis Satgas COVID-19 menunjukkan, refleksi kenaikan kasus di antaranya, pertama, pasca libur Idul Fitri 2020 terjadi penambahan antara 413-559 kasus harian baru, atau sebesar 68%-93%. 

Kenaikan ini berdampak pada penambahan kasus mingguan yang angkanya berkisar 2.889-3.917.

Kedua, pasca periode libur kolektif Maulid Nabi dan Natal 2020, terjadi penambahan 1.157-5.477 kasus harian, atau 37%-95%. Sementara untuk data mingguan, penambahan kasus berkisar 8.096-38.340.

Ketiga, kenaikan kasus signifikan pasca libur Idul Fitri 2021 yang diperparah keberadaan varian Delta yang lebih mudah menular dibanding varian sebelumnya. Terjadi kenaikan kasus harian pada rentang 1.972-46.297 atau 53%-1237%.

"Dapat pula dikatakan, kasus harian meningkat hingga lebih dari 12 kali lipat pasca libur Idul Fitri 2021. Kenaikan tajam juga tampak pada analisis data mingguan, terjadi penambahan kasus mingguan pada rentang 13.931 hingga 324.207," ungkap Wiku.

Baca Juga: Sikap Siaga Penuh

Kenaikan kasus pasca periode libur cukup kompleks. Beberapa yang telah teridentifikasi di antaranya peningkatan mobilitas yang tidak dibarengi upaya testing yang cukup. 

Padahal, kewajiban testing cukup krusial sebagai langkah preventif, memastikan pelaku perjalanan dalam kondisi sehat. Sehingga, tidak menularkan virus ke daerah tujuannya.

Lalu, tidak disiplin protokol kesehatan selama perjalanan maupun aktivitas selama liburan, tradisi berkumpul, makan bersama, maupun tradisi keagamaan yang secara alamiah meningkatkan peluang penularan virus.

Tambah lagi, tidak disertai dengan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.

"Berdasarkan hasil analisis data tersebut, kami meminta pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersikap siaga dalam menyongsong periode libur Natal dan Tahun Baru," ungkap Wiku.

"Berkaca dari pengalaman, Indonesia belum pernah berhasil melewati periode tersebut tanpa kenaikan kasus. Maka dari itu, seluruh elemen masyarakat harus bekerja ekstra keras dan berkolaborasi untuk mencegah kejadian serupa," tegasnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Covid-19 terkendali, tapi kita harus waspada pandemi gelombang 3, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×