kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wapres sebut masjid berpotensi jadi basis pemberdayaan ekonomi umat


Rabu, 08 Juli 2020 / 22:04 WIB
Wapres sebut masjid berpotensi jadi basis pemberdayaan ekonomi umat
ILUSTRASI. Wapres Maruf Amin


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan masjid memiliki potensi sebagai basis pemberdayaan ekonomi umat. Meski begitu, dia juga mengatakan, potensi ini belum termanfaatkan dengan baik.

Menurut Ma'ruf, hal ini terjadi karena masih ada pemahaman yang menilai masjid tidak tepat untuk dijadikan pusat aktivitas ekonomi. Untuk itu, diperlukan model bisnis yang mendorong jemaah untuk terlibat secara langsung di dalamnya.

“Di antara cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan para jemaah masjid sebagai mata rantai ekonomi yang terintegrasi sebagai konsumen, produsen dan pemilik dalam kegiatan ekonomi yang dibangun melalui masjid, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” kata Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Kamis (8/7).

Baca Juga: Wapres: Pemerintah sediakan Rp 2,6 triliun untuk pesantren dalam menghadapi Covid-19

Dia juga mencontohkan kegiatan usaha yang dapat dijalankan untuk pemberdayaan ekonomi umat. Beberapa di antaranya adalah melalui pendirian lembaga keuangan ultra mikro syariah yang memberikan akses modal bagi pedagang kecil yang tidak dapat mengakses modal di bank syariah karena dinilai tidak ‘bankable’.

Menurutnya, dengan cara tersebut,  kehadiran masjid dapat menjadi media untuk memberdayakan ekonomi umat, sehingga keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat sekitar masjid.

Ma'ruf  juga mengingatkan tentang pentingnya pembangunan pola pikir yang moderat (wasathy) dalam pembangunan peradaban Islam. Pola pikir ini dapat ditunjukkan dengan cara berpikir yang dinamis dan tidak ekstrem.

“Ciri-ciri cara berpikir wasathy antara lain senantiasa menjaga dan mengamalkan manhaj (jalan) yang telah dirumuskan para ulama terdahulu yang masih relevan dan mengakomodasi manhaj baru yang lebih baik, serta senantiasa melakukan perbaikan dan inovasi secara terus-menerus sehingga tercipta kondisi yang lebih baik dari waktu ke waktu,” kata Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, pola pikir ini  harus diamalkan secara konsiten dan menjadikan masjid merupakan  tempat paling baik dalam melakukan penguatan cara berpikir moderat.

Baca Juga: Jokowi-Ma'ruf boleh lega, MA tak batalkan kemenangan mereka

Selanjutnya, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menjelaskan syarat yang harus dimiliki untuk membangun peradaban adalah ilmu pengetahuan maju, kemakmuran masyarakat maju dan pemimpin yang adil.

Jusuf Kalla menjelaskan,  moto DMI “Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid” harus terus dijalankan.

Ia pun mengimbau kepada seluruh umat Islam, baik pengurus masjid maupun jemaahnya, untuk terus meningkatkan fungsi masjid sebagai sumber ilmu pengetahuan dan sumber kemakmuran yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×