kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

BI Perkirakan The Fed Hanya Akan Turunkan Suku Bunga Satu Kali, di Akhir Tahun Ini


Minggu, 28 April 2024 / 15:01 WIB
BI Perkirakan The Fed Hanya Akan Turunkan Suku Bunga Satu Kali, di Akhir Tahun Ini
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed baru akan menurunkan suku bunganya atau Fed Funds Rate (FFR) pada Desember 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – SAMOSIR. Bank Indonesia (BI) memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed baru akan menurunkan suku bunganya atau Fed Funds Rate (FFR) pada Desember 2024.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya mengatakan pihaknya memperkirakan, The Fed hanya akan menurunkan Fed Funds Rate (FFR) sebanyak satu kali saja.

Sebelumnya, BI memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya sebanyak 3 kali pada semester II 2024.

“Asumsi penurunan FFR yang kita juga revisi. Kita memiliki asumsi bahwa FFR akan turun di most likely nya itu satu kali di 2024, di kuartal IV atau Desember,” tutur Juli dalam agenda Pelatihan Jurnalis, Minggu (28/4).

Baca Juga: Ini Sejumlah Skenario yang Disiapkan BI untuk Hadapi Kebijakan Suku Bunga The Fed

Juli memperkirakan The Fed hanya akan menurunkan suku bunganya pada akhir tahun sebanyak satu kali sejalan dengan kondisi di Amerika Serikat baik ekonomi maupun inflasinya diprediksi tidak akan turun dalam waktu dekat, atau sesuai dengan perkiraan.

Sebelumnya Ekonom Universitas Indonesia Bambang Brodjonegoro memperkirakan The Fed diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada level yang tinggi lebih lama lagi.

Penyebabnya adalah tingkat inflasi di Amerika Serikat masih di atas target The Fed.

Belum lagi karena faktor Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya pada Maret lalu menjadi kisaran 0%-0,1%, setelah di tahan di level ultra rendahnya selama delapan tahun terakhir dan menjadi kenaikan pertama sejak 17 tahun terakhir.

“Intinya secara eksternal kita akan menghadapi tantangan serius ini bisa membuat rupiah tertekan sampai berapa tentu sulit,” tutur Bambang dalam agenda Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Senin (15/4).

Di samping itu, perkiraan The Fed tidak akan menurunkan suku bunganya pada pertengahan tahun ini semakin kuat karena adanya konflik yang memanas pasca Iran melakukan serangan terhadap Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×