kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kondisi Global yang Tak Menentu, Pemerintah Bisa Perbanyak Terbitkan SBN Domestik


Minggu, 28 April 2024 / 15:30 WIB
Kondisi Global yang Tak Menentu, Pemerintah Bisa Perbanyak Terbitkan SBN Domestik
ILUSTRASI. Pemerintah bisa memilih opsi untuk menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah ketimbang valuta asing (valas) disaat situasi global tak menentu


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – SAMOSIR. Pemerintah bisa memilih opsi untuk menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah ketimbang valuta asing (valas) disaat situasi global tak menentu seperti saat ini.  

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, kebijakan tersebut bisa dijadikan opsi sebagai langkah antisipasi menghadapi ketidakpastian dan volatilitas pada pasar keuangan global yang saat ini memanas pasca adanya konflik Iran dan Israel.

“Kalau kondisi global memanas, bisa ambil cara dengan optimalisasi obligasi domestik, jadi bisa ambil utang dalam rupiah. Kita bisa mendapatkan pembiayaan dengan tingkat risiko eksternal yang relatif rendah, kalau suku bunga global lagi tinggi,” tutur Myrdal kepada Kontan, Minggu (28/4).

Baca Juga: Kondisi Global Memanas, Realisasi Pembiayaan Utang Turun 53,6% Per Kuartal I 2024

Meski begitu, Myrdal menyebut pemerintah bisa menahan untuk tidak menerbitkan SBN domestik atau valas disaat kondisi perekonomian global yang memanas, dengan syarat APBN masih mencatatkan surplus.

Namun jika APBN sudah mulai mengalami defisit, pemerintah bisa memilih opsi dengan memperbanyak penerbitan SBN domestik.

“Kemudian, pada saat risiko eksternal yang meningkat, kita harus rem penerbitan SBN. Kedua, terkait dengan struktur pembiayaan yang tinggi kita mau tidak mau harus menahan penerbitan utang secara agresif,” kata Myrdal.

Adapun pemerintah bisa mulai menerbitkan surat utang dengan agresif disaat kondisi suku bunga global dan domestik yang  rendah, serta jika pemerintah ingin melakukan ekspansi besar-besaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×