Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Wakil Presiden Boediono memandang optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2014 mendatang. Ia memperkirakan, ekonomi Indonesia akan tumbuh pada angka 5% hingga 6% pada tahun pemilihan umum tersebut.
Optimisme itu disampaikan Boediono pada acara Jakarta Foreign Correspondence Club, di Hotel Inter Continental, Senin (16/12). "Saya perkirakan ekonomi kita tahun depan bertumbuh di kisaran angka 5%-6%. Ini bukan 6% plus seperti 2011, tapi ini tak bisa dihindari bila kita ingin menyeimbangkan antara stabilitas dan pertumbuhan ekonomi," tutur Wapres.
Dengan pertumbuhan ekonomi dikisaran itu, mantan Menteri Keuangan ini juga optimistis, pada tahun depan inflasi dapat terkendali dan nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil, Menurut Mantan Gubernur Bank Indonesia ini, inflasi di pengujung tahun 2013 diperkiraan pada angka 8%.
Angka ini di luar angka rata-rata nasional beberapa tahun ke belakang yang hanya berada di 4%-5% per tahunnya. Ada beberapa faktor yang menjadi latar belakang angka 8% ini, antara lain kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dan kenaikan harga bahan pangan non-beras.
Selain itu, Wapres menilai, ada sejumlah harga pangan yang mengalami kenaikan secara tidak wajar dan rasional pada tahun ini. Karena itu, pemerintah telah memutuskan menghilangkan sistem kuota yang dinilai merugikan semua pihak.
Diharapkan kebijakan ini bisa berkontribusi pada penurunan indeks harga pangan tahun 2014. Secara domestik panen tahun ini juga berjalan baik, dan secara internasional harga pangan global diperkirakan stabil, sehingga saya percaya inflasi bisa ditekan lebih moderat,” tambah Wapres.
Dalam optimismenya, Wapres meyakini bahwa nilai investasi dan konsumsi pada 2014 diperkirakan masih akan tinggi, ditambah dengan aktivitas seputar pemilihan umum yang berkontribusi positif pada pertumbuhan.
Impor minyak juga akan berkurang mengingat rencana penggantian BBM dari solar menjadi bio-diesel yang berbahan dasar minyak sawit yang diperkirakan akan mengurangi impor minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News