kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wapres Boediono kunjungi Belanda


Senin, 24 Maret 2014 / 08:25 WIB
Wapres Boediono kunjungi Belanda
ILUSTRASI. Pakar marketing Yuswohady ingatkan UMKM dan content creator untuk punya website pribadi atau aplikasi untuk antisipasi media sosial down atau bahkan hilang.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Wakil Presiden Boediono dalam beberapa hari ke depan harus melakukann kunjungan kerja ke negara Belanda. Menurut jadwal, Boediono akan berada di negeri kincir angin tersebut mulai tanggal 22 Maret hungga 27 Maret 2014.

Seperti yang dikutip KONTAN dari website www.wapresri.go.id, selama di sana, Boediono akan mengunjungi beberapa tempat dan melakukan pertemuan dengan pejabat setempat. Beberapa pejabat Belanda yang rencananya akan ditemui diantaranya Ratu Maxima, Perdana Menteri Belanda, dan Perdana Menteri Selandia Baru.

Pada hari pertamanya, Boediono dijadwalkan bertemu dengan ahli manajemen air Belanda Piet Van Dircke di pusat informasi manajemen air, di kompleks Maeslant Barrier di Hoek van Holland, Roterdam.

Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui penanganan banjir di Jakarta. "Penanganan banjir Jakarta harus dimulai dengan pengorganisasian yang baik," ucap Boediono.

Dia menambahkan, jika organisasi penanganan banjir sudah baik, maka berbagai hal teknis dan finansial bisa dilaksanakan. Misalnya saja melakukan kombinasi dari skema public-private partnerships dan reklamasi lahan.

Sebagai informasi, Maestlant Barrier adalah simbol perjuangan Belanda beradaptasi dengan air mengingat 55% wilayah Belanda rawan banjir. Persoalan banjir di Belanda sangat krusial, sehingga tak mengherankan bila penanganan banjir dan manajemen air di Belanda mendapat dukungan penuh negara.

Bahkan, undang-undang mewajibkan pemerintah mengalokasikan dana sebesar 1 miliar euro setiap tahunnya untuk banjir. Dana tersebut menjadi fondasi yang sangat mendasar terhadap proyek-proyek pengembangan dan perbaikan fasilitas manajemen air, selain juga dalam bentuk kebijakan-kebijakan teknis lanjutan.

Nah, Boediono bertekad pengalaman Belanda akan adaptasi infrastruktur dan lingkungan terhadap air itulah yang akan dibawa ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×