Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Wakil Presiden Boediono berharap konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun 2014 ini tidak akan melebihi kuota yang telah ditentukan pemerintah. Namun, bila terjadi kelebihan kuota, maka pemerintah tidak ragu untuk bertindak mengatasinya.
"Volume konsumsi BBM harus tetap kita jaga. Tapi misalnya saja suatu saat, keadaan membutuhkan action untuk mengendalikan dengan cara yang lebih pakem dari peningkatan konsumsi bahan bakar minyak ini, saya kira pemerintah tidak akan ragu melakukannya," tutur Wapres di Bursa Efek Indonesia, Kamis (2/1).
Kendati begitu, Wapres tidak menyebutkan tindakan seperti apa yang akan dilakukan pemerintah bila volume penggunakan BBM bersubsidi melebihi kuota.
Misal, apakah akan menaikkan harga BBM lagi atau ada kebijakann lainnya. Namun, Wapres menilai, sejauh ini pemakaian BBM bersubsidi masih sesuai dengan target yang ditentukan pemerintah. Hal itu mendukung keseimbangan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Menurut Boediono, dalam jangka pendek, tidak tertutup kemungkinan terjadinya gangguan suplai BBM. Hal itu sangat tergantung dari situasi keamanan, politik dan kebijakan dari beberapa negara penghasil minyak.
"Tapi secara jangka panjang, mestinya, kita bisa melihat bahwa harga sekarang sudah hampir sesuai dengan apa yang didiktekan oleh suplai dan demand jangka panjang," papar Mantan Menteri Keuangan ini.
Sementera, lanjut Wapres, dari sisi fiskal, neraca perdagangan dan neraca berjalan, pemerintah akan membatasi platfon agar tidak melonjak dari yang diharapkan ditargetkan pemerintah.
Sepanjang tahun 2013, total konsumsi BBM bersubsidi mencapai 46,295 juta kilo liter atau 1,591 kiloliter atau 96,68% lebih rendah dari kuota di APBN sebesar 47,886 juta kiloliter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News