Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) diproyeksikan menjadi sarana optimalisasi keunggulan Indonesia dengan memanfaatkan support dalam supply chain dengan Australia.
Ini akan meningkatkan daya saing dan daya tembus produk-produk Indonesia di negara ketiga. Demikian dikatakan Wamendag Jerry Sambuaga saat menjadi pembicara dalam sosialisasi Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) bersama Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima di Serpong, Banten beberapa waktu lalu.
“IA-CEPA bukan hanya bermanfaat untuk perdagangan langsung dua negara, tapi juga bisa optimalkan peran powerhouse Indonesia ke negara dunia ketiga. Contohnya Indonesia bisa dapat bahan baku mie instan yang lebih murah dari Australia melalui IA-CEPA sehingga mie instan Indonesia makin tumbuh dan menguasai pasar-pasar baru,” kata Jerry.
Dalam perjanjian IA-CEPA, ribuan produk asal Indonesia mendapatkan keringanan bea masuk ke Australia sebesar 0%. Ini meningkatkan penetrasi produk Indonesia dalam perjanjian bilateral.
Baca Juga: Melemah 10,04% di kuartal I-2021, begini proyeksi kinerja emas selanjutnya
Sebaliknya, Indonesia juga bisa memanfaatkan pasokan bahan mentah dan bahan baku dari Australia di berbagai bidang, khususnya di industri yang jadi keunggulan Indonesia seperti industri olahan pangan, tekstil, alas kaki dan sebagainya.
Manfaat lain adalah di bidang pengembangan kapasitas. Australia menyediakan 200 visa training setiap tahunnya bagi warga negara Indonesia dengan masa tinggal 6 bulan di Australia. Ini bisa jadi sarana bagus untuk meningkatkan skill bagi WNI dalam berbagai bidang.
Apresiasi DPR
Sementara itu Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima menilai Kemendag cukup berhasil dalam mewujudkan visi Presiden dalam perluasan ekspor. Ini bukan hanya dilihat secara kuantitatif tetapi juga kualitatif.
“Banyak perjanjian perdagangan selesai dengan tetap mengedepankan kepentingan dalam negeri, khususnya dalam mendukung industri nasional dan UMKM.” Kaya Aria Bima.
Baca Juga: Terpuruk di awal tahun, kinerja emas diprediksi mulai bangkit pada kuartal II-2021