Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Anggota Komisi VII DPR RI, Satya Widya Yudha, merasa kehilangan dengan berpulangnya Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo dalam pendakian di Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (21/4). Ia menilai Widjajono sebagai seorang yang lugu dalam berpendapat.
"Dia orang yang mempunyai pengetahuan sangat bagus di bidang minyak, gas dan energi secara keseluruhan. Ya, saya lihat beliau betul-betul ingin berkontribusi terhadap bangsa ini dalam menyelesaikan suatu masalah dengan pengetahuan ilmiahnya," ujar Satya ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu sore.
Menurut Satya, sosok Widjajono sangat tepat mengisi posisi Wakil Menteri ESDM. Dia bisa mengisi kekosongan atau sesuatu yang tidak dipunyai oleh Menteri ESDM Jero Wacik. Jero yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pariwisata merupakan lulusan Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung. "Jero kan tidak di bidang energi secara langsung," ucap Satya.
Mengenang kepergian Widjajono, Satya mengatakan terakhir kali berhubungan dengan almarhum pada Senin (16/4) dalam suatu diskusi di sebuah stasiun televisi swasta. Satya mengatakan, ada banyak yang bisa diteladani dari keluguan Widjajono menyatakan pendapatnya terkait kebijakan energi.
Ia, tidak ditunggangi oleh kepentingan politik dan bisnis. "Tapi lebih kepada apa yang ada di hati dan pikirannya. Dia sosok orang yang tidak mempunyai konflik kepentingan politik dan bisnis. Dia orang yang lepas dari itu semua," ujar Satya.
Oleh sebab itu, ia menyayangkan kepergian Widjajono yang sedang populer. Bahkan, menurut Satya, meninggalnya Wamen ESDM ini bisa dibilang mirip dengan fenomena Mbah Surip, artis yang meninggal dunia di saat lagu-lagunya sedang digemari masyarakat.
"Di saat beliau populer dengan bidangnya tapi dipanggil Yang Maha Kuasa. Saat ia sedang melejit namanya atau dikenal. Dia identik dengan jabatan Wamen. Sekalipun ada delapan wamen, istilah wamen lebih melekat kepada beliau. Dia seorang yang nothing to lose," kenang Satya.
Widjajono meninggal dunia saat melakukan pendakian Gunung Tambora, Sabtu. Ia mendadak lemas saat pendakian. Belum diketahui pasti penyebab kematian pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, itu. (Ester Meryana | Laksono Hari W/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News