Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wahana Lingkungan Hidup ( Walhi) menyayangkan isu energi, pangan, infrastruktur, dan sumber daya alam (SDA), dan lingkungan hidup dalam debat kedua Pilpres 2019 kemarin malam tidak membahas lebih rinci mengenai dampak sosial dan konflik agraria yang ada di masyarakat.
Koordinator desk politik Walhi, Khalisah Khalid, menuturkan, dampak lingkungan hidup dari berbagai pembangunan infrastruktur dan energi tidak banyak disentuh oleh kedua calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Termasuk juga kedua capres tidak mengelaborasi lebih jauh dampak sosial dan konflik sebagai hal dari proyek infrastruktur," ujar Khalisah kepada Kompas.com, Senin (19/2).
Dia menjelaskan, kedua capres tidak memiliki komitmen yang kuat dalam membenahi tata kelola SDA. Ia mencontohkan, moratorium sawit sesungguhnya menjadi salah satu jalan untuk membenahi tata kelola SDA yang sengkarut.
"Sayangnya itu tidak tersentuh sama sekali. Dan sayangnya, terkait dengan isu energi, keduanya malah terus mengembangkan perkebunan monokultur seperti sawit yang justru menghancurkan hutan dan lingkungan hidup," ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Khalisah, strategi untuk memastikan penegakan hukum terhadap korporasi yang melakukan kejahatan juga tidak diperjelas dengan komprehensif oleh Jokowi dan Prabowo.
Baginya, meskipun kedua capres menawarkan penegakkan hukum terhadap korporasi dalam segmen debat terkait SDA dan lingkungan hidup, tetapi keduanya tidak menyampaikan sistem yang mampu memberikan efek jera terhadap korporasi yang melakukan kejahatan.
"Sampai sekarang saja pemerintah tidak mengejar korporasi yang belum ganti rugi terhadap pembakaran hutan yang sudah dilakukan," pungkasnya. (Christoforus Ristianto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News