Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 97W di wilayah Indonesia.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, bibit siklon tropis tersebut mulai terbentuk pada Rabu (25/6/2025) pukul 19.00 WIB di wilayah Laut Filipina.
Namun, sejak Jumat (27/6/2025) pukul 01.00 WIB, sistem ini telah memasuki wilayah Indonesia, sehingga analisis dan pemutakhiran informasi secara resmi mulai dilakukan.
Analisis Bibit Siklon Tropis 97W di Indonesia Andri mengatakan, saat ini, pusat sirkulasi Bibit Siklon Tropis 97W terdeteksi berada di sekitar 17,1 derajat LU dan 138,3 derajat BT, masih di wilayah Laut Filipina, sebelah utara Papua.
"Bibit siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 15 knot (28 km/jam), yang terpantau di area timur sistem, dengan tekanan minimum sekitar 1009 hPa," kata Andri kepada Kompas.com, Jumat.
Adapun pengamatan citra satelit menunjukan bahwa setidaknya dalam 6 jam terakhir telah terpantau adanya peningkatan aktivitas konvektif.
Andri mengungkapkan, hal ini ditandai dengan mulai terbentuknya deep convection di sebelah timur sistem. Kemudian, berdasarkan analisis angin per lapisan, pusat sirkulasi telah terpantau di lapisan permukaan (10m) hingga lapisan menengah (500 hPa), meskipun masih terlihat lemah dan melebar.
Baca Juga: Sampai Kapan Kemarau Basah di Indonesia Berlangsung? Ini Fakta-faktanya
"Pada sirkulasi di lapisan 700 dan 500 hPa, pusat sirkulasi berada lebih ke selatan dari pusat sistem yang menandakan adanya shear vertical yang cukup kuat," jelas Andri.
"Dilihat dari angin lapisan atas (200 hPa), divergensi lapisan atas mulai terlihat namun cenderung berada di timur sistem," sambungnya.
Dampak Bibit Siklon Tropis 97W di Indonesia
Andri menjelaskan, Bibit Siklon Tropis 97W ini didukung oleh kondisi kelembapan yang cukup basah di setiap lapisan.
Beberapa faktor yang turut berperan yaitu aktifnya gelombang Rossby Ekuator, Madden Julian Oscillation (MJO), dan Low Frequency di sekitar sistem.
Selain itu, suhu muka laut yang hangat 30-32 derajat Celsius serta divergensi lapisan atas turut mendukung pertumbuhan sistem.
Namun demikian, kata Andri, belum adanya inflow angin yang kuat dan kondisi shear vertical dalam kategori sedang (15-20 knot).
"Berdasarkan prediksi BMKG, dalam 24 Jam Bibit Siklon Tropis 97W diperkirakan cenderung persisten ditandai dengan kecepatan angin yang cenderung tetap pada kisaran 15 knot (28 km/jam) yang terpantau di utara-timur laut," ungkap Andri.
Baca Juga: Kenapa Musim Kemarau Belum Merata di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG