kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Wah, Kesenjangan Gaji Bos dan Karyawan Makin Lebar


Selasa, 16 Desember 2008 / 15:15 WIB
Wah, Kesenjangan Gaji Bos dan Karyawan Makin Lebar


Reporter: Yohan Rubiyantoro |

JAKARTA. Kesenjangan pendapatan meningkat tajam di sebagian besar wilayah di dunia dan diperkirakan meningkat akibat krisis keuangan global saat. Demikian hasil studi terbaru yang diterbitkan hari ini oleh Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO)

Laporan yang bertajuk World of Work Report 2008 : Income Inequalities In The Age Of Financial Globalization ini menegaskan dampak dari globalisasi keuangan dan melemahnya kemampuan negara-negara untuk meningkatkan pendapatan kelompok kelas menengah dan kelas berpenghasilan rendah.

"Laporan ini memperlihatkan bahwa kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin semakin melebar sejak tahun 1990-an," ujar Raymond Torres, Direktur ILO pada Diskusi Dampak Krisis Terhadap Lapangan Kerja di Indonesia, Selasa (16/12)

Laporan ini menunjukkan, 51 dari 73 negara mengalami penurunan upah selama lebih dari dua dekade ini. Penurunan terbesar terjadi di Amerika Latin dan Karibia, diikuti Asia Pasifik. Kesenjangan dalam pendapatan antara eksekutif dan pekerja biasa terus meningkat dan semakin cepat terjadi. Misalnya, di Amerika Serikat pada 2007, para pemimpin perusahaan (CEOs) di 15 perusahaan terbesar menerima pendapatan 520 kali lebih besar dibanding dengan rata-rata pekerja. Pola ini juga terjadi di Australia, Jerman, China, Belanda dan Afrika Selatan. "Ini meningkat 360 kali sejak 2003," ucap Raymond .

Hal ini juga menyebabkan meningkatnya angka kriminalitas, dan rendahnya angka harapan hidup. Pada negara-negara miskin, hal ini menyebabkan kekurangan gizi dan meningkatnya kecenderungan anak-anak yang mengalami putus sekolah karena harus bekerja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×