Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga beras masih terus merangkak naik. Pada September 2011 ini, harga beras kembali sudah berada di posisi Rp 9.535 per kilogram (kg).
Padahal, pada Agustus lalu, harganya masih sebesar 9.504 per kg dan Rp 9.296 pada Juli.
Harga rata-rata September untuk beras termurah juga mengalami kenaikan 0,31% dibandingkan bulan Agustus 2011. Pada September 2011, harga beras sebesar Rp 7.614 per kg padahal pada bulan Agustus 2011, harga beras termurah masih Rp 7.588 per kg.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo menyatakan, kenaikan harga beras ini diakibatkan oleh tiga faktor. Pertama, permintaan beras yang tinggi. Kedua, siklus musiman karena berakhirnya panen di beberapa sentra produksi. Ketiga, minimnya pertumbuhan produksi angka ramalan (Aram) II yang hanya naik 2,40%.
"Harga beras akan terus mengalami kenaikan karena harus kita pahami bahwa kita adalah negara dengan konsumen terbesar untuk beras," ujar Gunaryo, Rabu (14/9).
Untuk menstabilkan harga beras, Kementrian Perdagangan meminta kepada Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar (OP). Kemendag, kata Gunaryo, sudah memberikan instruksi kepada Perum Bulog untuk memprioritaskan wilayah-wilayah yang mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Pemerintah juga telah menetapkan harga OP di Pulau Jawa sebesar Rp 6.100 per kg. Sedangkan harga OP beras di luar Pulau Jawa sebesar Rp 6.200 per kg.
Menurut dia, kegiatan OP yang dilakukan oleh Perum Bulog cukup ampuh untuk menekan harga beras. Ia juga mengakui, jumlah OP yang dilakukan tahun ini lebih banyak ketimbang OP tahun lalu. Sepanjang Juni 2011 hingga September 2011, jumlah OP beras sudah mencapai 182.500 ton. Selain itu, pemerintah juga masih terus mendistribusikan raskin yang jumlahnya mencapai 250.000 ton per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News