Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana reshuffle menteri di Kabinet Jokowi - Ma'ruf kembali menguat.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan sinyal resuffle kali ini untuk mengingatkan para pembantu presiden untuk meningkatkan kinerjanya, utamanya bagi Menteri yang bertanggung jawab akan persoalan pangan dan ekonomi.
"Terlepas dari adanya urusan politik, tapi kalau dari sisi kinerja memang yang paling urgent diselesaikan adalah stabilitas harga pangan dan kebijakan ekonomi persiapan resesi," kata Bhima pada Kontan.co.id, Rabu (28/12).
Terkait dengan pangan Bhima menyoroti adanya persoalan yang tak kunjung rampung yaitu terkait soal data.
Baca Juga: Soal Reshuffle Kabinet, Wapres : Kita Tunggu Saja Terjadi Atau Tidak
Ia pun mencontohkan terkait data beras yang disebut tidak pernah akurat dan menjadi perdebatan di lingkup pemerintah sendiri.
"Bagaimana bisa sebelumnya pemerintah mengatakan bahwa beras surplus namun secara singkat berubah diputuskan impor beras," jelas Bhima.
Selain itu, Bhima juga menyoroti kinerja menteri bidang ekonomi yang dinilai kurang siap dalam menghadapi ancaman resesi.
Baca Juga: Jawaban Jokowi Saat Ditanya Soal Reshuffle Kabinet
Padahal menurutnya tanda-tanda resesi sudah bisa ditangkap sejak banyak sektor manufaktur mengalami gelombang pemutusan hubungan kerja.
"Namun pemerintah belum keluarkan kebijakan untuk antisipasi resesi," terang dia.
Untuk itu, Bhima menyarankan kepada Presiden untuk melakukan reshuffle jika kinerja para menteri di kedua bidang tersebut tak kunjung beres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News