kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volatilitas rupiah terbatas hingga akhir 2017


Senin, 08 Mei 2017 / 21:52 WIB
Volatilitas rupiah terbatas hingga akhir 2017


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sejumlah risiko yang datang dari eksternal diyakini tak berpengaruh signfikan terhadap kurs rupiah. Tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan lebih stabil.

United Nation (UN) Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) dalam laporan Economic and Social Survey of Asia Pacific 2017, mengatakan risiko volatilitas rupiah tahun ini akan menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh membaiknya defisit kembar, yakni defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

"Dan hal itu berhubungan dengan ekspor komoditas," kata Sekretaris Eksekutif UN ESCAP, Shamshad Akhtar, Senin (8/5).

Ekonom Bahana Sekuritas Budi Hikmat mengatakan, rupiah berpotensi melemah pada tahun ini di level Rp 13.500 per dollar AS. Namun menurutnya, pelemahan tersebut masih terbatas dan normal.

Menurut Budi, kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed sebanyak dua kali lagi pada tahun ini membuat mata uang dollar AS relatif menguat. Apalagi, The Fed juga berencana mengurangi neracanya.

Selain itu, penguatan ekonomi domestik yang memicu impor bahan baku dan barang modal cenderung melemahkan rupiah.

Namun, Budi masih melihat adanya potensi penguatan rupiah. Namun, "Secara real effective exchange rate rupiah cenderung menguat yang berisiko menekan daya saing. Jadi secara kebijakan mungkin bisa arahkan rupiah melemah gradual," kata Budi.

Meski ada potensi apresiasi dan depresiasi, ia melihat yang paling terpenting adalah stabilitas nilai tukar rupiah.

Akhir bulan lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, kurs rupiah sampai akhir tahun bisa terapresiasi 1,5%, setelah terapresiasi 2,34% di tahun 2016.

Agus mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia bisa lebih baik lagi. Asalkan, inflasi ke depan, defisit transkasi berjalan atau current account deficit (CAD), neraca perdagangan terjaga, dan pertumbuhan ekonomi tetap baik.

Ia juga mengatakan, nilai tukar rupiah telah sesuai dengan fundamentalnya. Bahkan Agus mengaku pihaknya tidak terlalu banyak mengintervensi kurs rupiah. Sebab, volatilitas nilai tukar rupiah tidak terlalu tinggi, hanya 2%-3%, jauh lebih rendah dari dua tahun lalu yang mencapai 18%. "Jadi kami membiarkan ini sesuai dengan mekanisme pasar," kata Agus, Kamis (27/4) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×