kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Kurs rupiah sudah sesuai fundamental


Kamis, 27 April 2017 / 19:41 WIB
BI: Kurs rupiah sudah sesuai fundamental


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan nilai tukar rupiah saat ini stabil dan cenderung menguat. Bahkan menurutnya, kurs rupiah saat ini telah sesuai dengan fundamentalnya.

Menurut Agus, saat ini kurs rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat. Secara tahun berjalan (year to date), rupiah terapresiasi 1,09% dari Rp 13.473 per dollar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp 13.326 per dollar AS.

Tren apresiasi tersebut didorong oleh menurunnya risiko global seiring terbatasnya dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) dan peningkatan harga komoditas global sejak kuartal keempat 2016. Tak hanya itu, penguatan juga didorong oleh sentimen positif pelaku pasar seiring optimisme perekonomian global dan domestik.

"Kalau sekarang ini (nilai tukar rupiah) mencerminkan fundamentalnya dan itu ada di kisaran Rp 13.200-Rp 13.400 per dollar AS," kata Agus usai konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Kementerian Keuangan (Kemkeu), Kamis (27/4).

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pada akhir bulan lalu mengatakan, kurs rupiah cenderung stabil. Namun, masih berada di bawah fundamentalnya (undervalue).

Lanjut Agus, saat ini pihaknya tidak terlalu banyak mengintervensi kurs rupiah. Sebab, volatilitas nilai tukar rupiah tidak terlalu tinggi, hanya 2%-3%, jauh lebih rendah dari dua tahun lalu yang mencapai 18%. "Jadi kami membiarkan ini sesuai dengan mekanisme pasar," tambahnya.

Ke depan, lanjut Agus, jika inflasi, defisit transkasi berjalan atau current account deficit (CAD), neraca perdagangan terjaga dan pertumbuhan ekonomi tetap baik, maka fundamental ekonomi Indonesia bisa lebih baik lagi. Ia pun memproyeksi, kurs rupiah sampai akhir tahun bisa terapresiasi 1,5% dari tahun 2016 yang sebesar 2,34%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×